Bandung.co.id – Sebagai ibukota provinsi Jawa Barat sekaligus tempat tujuan wisata, Kota Bandung terus berbenah dengan berbagai inovasi. Pembangunan infrastruktur perkotaan maupun yang kemudian dapat menjadi daya tarik terus dilakukan. Tidak terkecuali pembangunan jembatan pedestrian yang lebih dikenal dengan nama Teras Cihampelas. Sebuah teras di atas jalan Cihampelas yang memanjakan pejalan kaki untuk menikmati udara sejuk Kota Kembang.
Jembatan yang diresmikan awal tahun 2017 itu merupakan yang pertama di Indonesia. Infrastruktur serupa disebut-sebut hanya ada di Kota New York Amerika Serikat. Inovasi di kawasan pusat industri jins Cihampelas itu sontak saja menjadi magnet bagi para pelancong untuk data ke kota berjuluk Parijs Van Java. Bahkan di awal kehadirannya Kementerian Pariwisata mendapuknya sebagai satu dari tiga besar destinasi wisata baru terfavorit di Indonesia.
Hal yang menjadi kebanggaan adalah Teras Cihampelas menjadi satu-satunya destinasi wisata buatan manusia peraih penghargaan bergengsi tersebut. Raihan itu semakin menguatkan posisi Bandung sebagai kota tujuan wisata. Dari sisi aspek lingkungan, jembatan yang juga dikenal dengan nama Skywalk itu dinilai ramah lingkungan. Konsep pembangunannya benar-benar memperhatikan hal tersebut.
Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Sandi Suhendar menjelaskan, saat pembangunan dikondisikan dengan meminimalisasi agar tumbuhan di sekitarnya tidak terkena dampak. “Tidak sampai mengganggu atau bahkan menebang pohon. Juga penggunaan lampu LED yang hemat energi,” ungkapnya saat ditemui di kantor DPU, Jalan Cianjur, Kota Bandung, Senin (18/2/2019).
Sementara itu, Kepala DPU Kota Bandung, Arif Prasetya mengemukakan, pihaknya membangun Teras Cihampelas memang tujuan utamanya untuk pejalan kaki. Fungsinya sebagai jembatan yang memindahkan orang dari Cihampelas ke Dago maupun sebaliknya dengan aman dan nyaman. “Kalau pedagang itu ada kewenangan dinas lain. Fungsi awalnya untuk pejalan kaki. Kalaupun ada ide lain untuk tempat pedagang monggo,” sebutnya.
Cita-citanya, kata dia, orang tidak usah berkendara dari Cihampelas ke Dago maupun sebaliknya. Dengan begitu, dapat turun memberikan andil terhadap pengurangan polusi dari kendaraan. “DED (Detail Engineering Design) sampai Dago sudah punya tergantung dari mitra kita di DPRD menyetujui atau tidak. Nantinya akan ada yang sejajar dengan flyover. Lebarnya sekitar 3 meter. Hanya untuk pejalan kaki dan pesepeda saja,” ujarnya. (Deden .GP)