KONSEPSI pemimpin dan kepemimpinan selalu menjadi daya tarik untuk dibicarakan. Hal ini dapat dipahami karena pemimpin dan kepemimpinan sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia. Lebih jauh dapat dikatakan keberhasilan atau kegagalan umat manusia di dunia ini pada dasarnya hanya ditentukan oleh beberapa orang saja yaitu mereka yang berperan sebagai pemimpin.
Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Selain itu banyak pula contoh mengenai pemimpin dan kepemimpinan yang baik sehingga mempunyai daya tarik tersendiri untuk mempelajarinya. Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menirunya sehingga dalam praktiknya hanya beberapa pemimpin saja yang dapat menerapkan kepemimpinannya dengan baik dan dapat membawa para pengikutnya kepada keadaan yang diinginkan.
Pemimpin dan kepemimpinan dapat didekati dari berbagai sudut (Thoha, 1986 : 3). Setiap pendekatan akan melahirkan pengertian yang berbeda dengan pendekatan lainnya. Pemimpin dan kepemimpinan dibutuhkan oleh manusia karena adanya kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing manusia. Hal ini berarti bahwa ada manusia yang memiliki kemampuan untuk memimpin, tetapi di lain pihak adapula manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk memimpin.
Pemimpin adalah seorang yang memiliki kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerjasama ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemimpin dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan dari para anggota kelompok atau anggota organisasi. Dengan demikian jelas bahwa pemimpin perlu memiliki berbagai kelebihan yang harus dimilikinya dibandingkan dengan anggota lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan inilah mereka menjadi berwibawa sehingga dipatuhi oleh para pengikutnya. Kelebihan yang dimiliki tersebut beraneka ragam di antaranya adalah kelebihan moral atau akhlak, penguasaan ilmu pengetahuan, semangat kerja, disiplin, kecerdasan, keterampilan dan keuletan.
Seorang yang mempunyai kedudukan tertentu dan berada di atas kedudukan orang lain dalam suatu kelompok atau suatu organisasi pada dasarnya ialah seorang pemimpin. Dalam menduduki posisi tertentu, seseorang dapat memperolehnya dengan cara formal atau dengan cara non formal. Seorang pemimpin tidak selamanya memerlukan sebutan secara formal, karena secara non formal telah memiliki pengaruh dan pengikut dalam masyarakat secara alamiah. Misalnya seorang tokoh masyarakat atau tokoh agama, ia mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap para pengikutnya, sehingga setiap ucapannya selalu ditaati oleh seluruh pengikutnya termasuk anggota masyarakat lainnya.
Dalam menjelaskan mengenai konsepsi pemimpin dan kepemimpinan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah :
- Kekuasaan yaitu kewenangan untuk bertindak bagi seorang pemimpin untuk menggerakan para bawahannya agar mau dengan senang hati mengikuti kehendaknya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
- Kewibawaan yaitu berbagai keunggulan yang dimiliki oleh seorang pemimpin sehingga membedakan dengan yang dipimpinnya dengan kewibawaan tersebut membuat orang lain patuh dan bersedia melakukan kegiatan-kegiatan yang dikehendakinya.
- Kemampuan yaitu keseluruhan daya baik berupa keterampilan sosial maupun keterampilan teknis yang melebihi orang lain.
Empu Prapanca, mengemukakan sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang berhasil, diantaranya adalah :
- Wijnana – bersikap bijaksana,
- Matanggwan – mendapat kepercayaan bawahan,
- Wakjnana – pandai berpidato dan diplomatis,
- Saijawopasama – tidak sombong, rendah diri, manusiawi,
- Tan Lanana – bersifat gembira, periang,
- Disyacitta – jujur dan terbuka,
- Tan Satrisna – tidak egois,
- Ginong Pratidina – tekun menegakan kebenaran,
- Sumantri – sebagai abdi negara yang baik,
Untuk memisahkan secara tegas mana pemimpin dengan sebutan formal dan non formal sangatlah sulit. Meskipun demikian untuk sedikit mengatasi kekaburan terminologi ini, sebutan pemimpin formal hanya diperlukan bagi pemimpin yang secara langsung diangkat dan dipilih oleh pejabat yang berwenang sedangkan sebutan pemimpin non formal diperuntukan bagi pemimpin yang tidak diangkat dan dipilih langsung oleh pejabat yang berwenang tetapi yang bersangkutan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap para pengikutnya atau warga masyarakat.
Dari pendekatan sosiologis pemimpin formal dan pemimpin non formal dianggap terwakili dengan sebutan pemimpin masyarakat (Mar’at, 1985:107), karena sebutan pemimpin masyarakat mempunyai dua aspek ruang lingkup yang saling berkaitan yaitu aspek kedudukan sosial dan aspek proses sosial. Kedudukan sosial dapat berarti sesuatu yang luas dari hak dan kewajiban yang diemban oleh seorang pemimpin. Sedangkan proses sosial dapat berarti bahwa seorang pemimpin itu meliputi berbagai tindakan dan tingkah laku yang dilaksanakan oleh individu atau lembaga yang dapat menyebabkan terjadinya suatu peristiwa sosial.
Kepemimpinan sebagai suatu gagasan pada dasarnya mengandung arti adanya kualitas kepribadian seseorang selain itu kepemimpinan mengandung arti sebagai fungsi organisasi. Kepemimpinan dalam pengertian kualitas pribadi menggambarkan adanya karakteristik dan sifat-sifat yang menonjol pada diri seorang pemimpin. Sedangkan dalam arti fungsi organisasi mengandung arti adanya pembagian kekuasaan pengambilan keputusan dalam organisasi dan menggambarkan adanya pola kekuasaan dan kewenangan dalam organisasi (Koentjaraningrat, 1985:108).
Fungsi kepemimpinan menyangkut seluruh aspek yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Dengan demikian masih pengertian pemimpin dan kepemimpinan itu pada dasarnya masih merupakan pengertian yang mengandung arti masih belum terpengaruh oleh lingkungan yang dapat mempengaruhi gaya pemimpin dan kepemimpinan dalam masyarakat. Selain itu kebutuhan dan kebiasaan dari suatu kelompok turut juga mempengaruhi perilaku masyarakat yang bersangkutan.
Dari uraian tersebut jelas bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan, dan harus mampu menyerap aspirasi anggota organisasi dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan kepemimpinan merupakan faktor dinamis dalam administrasi hal ini mengandung pengertian sebagai proses kegiatan dalam mempengaruhi orang lain, agar mau bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemimpin dan kepemimpinan pada dasarnya merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama, oleh karena itu pendekatan antara keduanya dapat dilakukan dari berbagai sudut antara pendekatan sifat-sifat yang dimiliki dan melekat pada diri pemimpin sehingga disebut pemimpin yang memiliki kepemimpinan. Pendekatan lainnya adalah pendekatan perilaku yang relatif baru dibandingkan dengan pendekatan sifat-sifat.
Dikatakan relatif baru karena pendekatan perilaku kepemimpinan bukanlah ciri-ciri pemimpin yang kemudian melahirkan pola tingkah laku tertentu, tetapi keseluruhan perpaduan antara tugas, kualitas pengikut, kekuasaan yang akhirnya membentuk gaya kepemimpinan tertentu. Meskipun demikian pendekatan sifat-sifat dan pendekatan perilaku tidak melahirkan konsepsi baru mengenai kepemimpinan karena titik tolak perumusannya tetap sama yaitu karakteristik mengenai seorang pemimpin.
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. ***
*) Dosen Ilmu Komunikasi Institut Manajemen Wiyata Indonesia