BANDUNG,bipol.co – Keberadaan juru bicara (Jubir) dalam tim pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 memiliki peran sangat penting untuk meningkatkan elektabilitas, khususnya meyakinkan serta mempengaruhi pemilih rasional dan tradisional untuk memilih kandidat yang diusungnya.
“Jubir memang harus bisa menjelaskan secara gamblang dan mudah dicerna oleh pemilih, terkait visi misi kandidat serta bagaimana cara mencapainya yang masuk ke dalam program jangka panjang, menengah dan pendek,” ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada (BP3) DPW PKS Jabar Chairoman J Putro kepada bipol.co, Kamis (21/02/2019).
Biasanya, jelas Chairoman, dimulai dari pemahaman secara utuh seorang jubir terkait pandangan kandidat tentang permasalahan utama bangsa ini.
“Memang sangat susah untuk mengukurnya, karena masih banyak sekali parameter lain. Tapi yang jelas, kandidat tanpa jubir akan sangat sulit menjelaskan secara rinci kepada calon pemilih,” katanya.
Terlebih menurutnya, seorang jubir harus mampu memberikan argumentasi apa yang sesungguhnya menjadi jawaban kandidat usai mengikuti debat dan bukan bersifat teknis atau data. Tetapi dibalik itu, apa kebijakan strategis yang harus disampaikan.
Soal apakah yang disampaikan jubir sekedar pencitraan atau faktual, Choiruman menilai sudah bergabung menjadi satu. Karena dengan posisinya, jubir harus bisa menjembatani antara pemilih rasional, tradisional dan kandidat.
Lalu seberapa besar bisa mempengaruhi pemilih?. Dirinya mengatakan, terkait dengan sosio politik pemilih paling banyak tradisional yang tahun ke tahun tidak jauh dari pilihan partai politiknya. Namun di 2019, adanya pemilih milenial yang jumlahnya hampir mencapai 50 persen, memiliki corak baru karena memiliki pandangan yang lebih objektif terkait kondisi hari ini dan masa depan mereka.
“Tinggal siapa yang mampu menjelaskan dan cocok dengan obsesi milenial,” tutur Choiruman.
Diungkapkannya, pemikiran atau pandangan yang disampaikan Prabowo Subianto lebih genuine (asli) dan tidak diatur atau dikendalikan oleh orang lain.
“Ini bisa menjadi modal utama bagi milenial yang memang mengharapkan pemimpin yang lebih kuat di basicnya. Tidak goyah ketika punya pandangan berbeda dengan bawahannya, sehingga peran jubir berpengaruh terhadap pemilih rasional,” tukas Choiruman.[hyt]