Anak Bandung Ogah Bicara Sunda

- Editor

Sabtu, 23 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG.bipol.co – Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yang penduduknya mayoritas bersuku Sunda. Namun penggunaan Bahasa Sunda di kalangan generasi muda Kota Bandung terbilang cukup memprihatinkan. Keprihatinan tersebut dirasakan oleh Pemerhati Bahasa Sunda, Faza Fauzan Azhima yang juga guru Bahasa Sunda di SMP PGII 1 Bandung. Menurutnya, tak banyak siswa yang secara utuh berkomunikasi dengan bahasa Sunda baik di sekolah maupun di rumah.

“Bisa dihitung jari, lah. Dari satu kelas yang jumlahnya 33-35 orang, siswa yang menggunakan bahasa Sunda di rumahnya kurang dari lima orang,” ungkapnya kepada humas.bandung.go.id, Kamis (21/2/2019). Menurutnya, hal itu terjadi salah satunya karena penggunaan bahasa tutur di rumah. Ia menemukan sebagian orang tua bertutur dengan bahasa Indonesia kepada anak, meskipun baik ayah maupun ibu merupakan orang Sunda asli. Itu menjadi faktor yang mendasar. “Lingkungan paling awal mengenalkan bahasa Sunda itu justru seharusnya dari rumah,” ujarnya.

Faktor kedua adalah akulturasi budaya. Bandung merupakan kota heterogen yang menjadi “melting pot” atau keragaman berbagai budaya di Indonesia. Sejak awal berdirinya, Kota Bandung memang dirancang menjadi kota pelesir sehingga banyak wisatawan yang datang, tinggal, lalu menetap. Hal tersebut mendorong orang Kota Bandung untuk bisa menyesuaikan diri agar bisa berkomunikasi dengan orang dari luar Sunda. Kemudian menjadi membudaya. Bahkan kini muncul dialek, dan bahasa baru yang ditimbulkan oleh akulturasi itu.

“Bahasa itu kan salah satu unsur budaya yang paling terlihat, dan produk budaya yang dinamikanya paling tinggi. Setiap saat terus bertambah, ya kosakatanya, ya dialek. Itu juga dipengaruhi oleh struktur sosial, misalnya usia, lingkungan, jadi muncul bahasa baru,” katanya. Pengaruh media juga menjadi sangat signifikan. Beragam informasi yang bisa diakses dengan mudah melalui gawai juga secara langsung dapat mempengaruhi konstruksi sosial masyarakat.

“Di era disrupsi ini di mana ada revolusi industri 4.0, percepatan arus informasi semakin deras, tidak menutup kemungkinan bahasa akan mengalami perubahan yang lebih cepat, bahkan bisa menambah kosakata baru, itu jadi fenomena yang cukup unik,” imbuhnya. Sebagai pemerhati budaya, pria lulusan Universitas Padjadjaran ini pun mengajak kepada warga Kota Bandung untuk tetap melestarikan bahasa Sunda sebagai kekayaan budaya Tanah Air. Kendati perubahan zaman dan percepatan informasi merupakan sesuatu yang tak bisa terhindarkan. Namun rasa cinta terhadap budaya lokal juga tak boleh terlupakan.

“Minimal dari keluarga ‘kudu dipancegan’ (harus diteguhkan). Minimal dari lingkungan terdekat, dari keluarga coba memperkenalkan lagi bahasa ibu masing-masing. Di sekolah, guru-guru bahasa daerah jangan sungkan pakai pengantar bahasa Sunda. Kalau terbiasa, anak jadi merekam. Bahasa mah karena terbiasa,” ucapnya. Hal lain, ia juga mengakui, sosial media yang kini banyak digandrungi anak muda juga bisa menjadi alat untuk mempromosikan kembali bahasa Sunda. Ia yakin, cara itu juga bisa menjadi sangat efektif. “Apalagi anak muda, tinggal dibikin konten yang menarik, itu bisa jadi solusi baik dari pemerintah, komunitas, atau individu yang masih peduli terhadap (kelestarian) bahasa Sunda,” katanya. (dgp)

Berita Terkait

Mikroplastik Mencemaskan, Ini Cara Mudah Mengatasinya
Seni Ketangkasan Domba Garut di Kota Bandung Kembali Digelar
Kerjasama Pemkab Bandung dengan Baznas, 1.070 Ustaz dan Ustazah Terima Insentif
Kang DS Hadir di Hajat Lembur Desa Sukamanah: Tidak Terasa Saya Sudah 3 Tahun 4 Bulan Jadi Bupati
Potensi Zakat Indonesia Rp327 Triliun Baru Tergali 10 Persennya, Kabupaten Bandung Buat Gebrakan 
Mantap! IKWI Kabupaten Bandung Juara 1 Beauty Class Lomba 17-an Tingkat Jabar
Deretan Musisi Papan Atas Siap Guncang Konser Musik West Java Festival 2024
Tepang Sono Keluarga Besar PCIS dan K3LH PT.IPTN Bandung

Berita Terkait

Sabtu, 7 September 2024 - 10:32 WIB

Mikroplastik Mencemaskan, Ini Cara Mudah Mengatasinya

Senin, 2 September 2024 - 08:06 WIB

Seni Ketangkasan Domba Garut di Kota Bandung Kembali Digelar

Rabu, 28 Agustus 2024 - 10:51 WIB

Kerjasama Pemkab Bandung dengan Baznas, 1.070 Ustaz dan Ustazah Terima Insentif

Selasa, 27 Agustus 2024 - 10:24 WIB

Kang DS Hadir di Hajat Lembur Desa Sukamanah: Tidak Terasa Saya Sudah 3 Tahun 4 Bulan Jadi Bupati

Jumat, 23 Agustus 2024 - 22:53 WIB

Potensi Zakat Indonesia Rp327 Triliun Baru Tergali 10 Persennya, Kabupaten Bandung Buat Gebrakan 

Berita Terbaru

Olahraga

Jabar Kembali Sabet Emas Cabor Menembak dan Dansa

Kamis, 12 Sep 2024 - 16:03 WIB