BANDUNG.bipol.co – Tak terbantahkan jika Bandung disebut kota kreatif. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pun telah memasukkan Kota Bandung sebagai salah satu dalam jaringan kota kreatif dunia. Kendati demikian, seperti dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan sekaligus Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kota Bandung Eric M. Atthauriq, potensi kreatifitas itu perlu diwadahi dan disalurkan ke tempat yang tepat agar bisa bernilai ekonomi.
“Di tengah perkembangan industri kreatif yang terus melejit, Kota Bandung harus mengambil bagian dari euphoria tersebut. Apalagi, persaingan semakin ketat sejak dibukanya pasar bebas ASEAN,” kata Eric, Senin (25/2/2019). Dikatakan Eric, warga Kota Bandung sebagai pelaku industri kreatif harus bisa memanfaatkan peluang. Di sisi lain, pemerintah juga harus secara proaktif memberikan fasilitas dan membukakan jalan bagi para insan kreatif agar terus berkembang. Dengan begitu, produk Kota Bandung tak harus takut bersaing dengan produk dari luar.
“Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung ini juara, hampir mendekati 9%. Tapi kita harus memastikan warga Kota Bandung merasakan manfaatnya. Kalau manfaatnya dirasakan oleh orang luar Kota Bandung, masih lebih baik karena inputnya masuk ke APBN. Tapi jangan sampai justru yang nilai ekonominya lari ke Malaysia atau Vietnam. Itu yang harus kita jaga,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Dekranasda Kota Bandung akan melancarkan berbagai program untuk mendongkrak potensi kreativitas Kota Bandung. Di antaranya dengan membina hingga memfasilitasi pemasaran produk kreatif ke tangan yang tepat.
Ditambahkan Ketua Umum Dekranasda Kota Bandung, Siti Muntamah Oded, Dekranasda berusaha menjalankan fungsi-fungsinya dengan optimal. Dengan berbagai program, produk-produk kreatif Kota Bandung diharapkan bisa membawa dampak positif, khususnya untuk warganya sendiri. “Kita akan dorong agar produk kita ini bisa mendunia dan juga membumi di tanah sendiri,” ucap Siti. (dgp)
