JAKARTA,bipol.co – Kementerian Pariwisata meluncurkan Program One General Manager One SMK (One GM One SMK) untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata di Indonesia.
“Program One GM One SMK merupakan implementasi dari program 3C yakni curriculum, certification, dan centre of execellence untuk meningkatkan mutu sesuai dengan standar global,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menghadiri Rakornas Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDT) 4.0 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (28/02/2019).
Menurutnya, Program One GM (General Manager) One SMK juga merupakan upaya untuk memenangkan kompetisi global di era industri 4.0. Selain itu implementasi SMK sesuai dengan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 adalah meningkatkan standar sesuai dengan kebutuhan industri dengan menambah SDM guru yang berasal dari industri dan praktisi.
“Saya ingin anak-anak kita dididik oleh profesional. Lulusan SMK Pariwisata di Indonesia ini memiliki keterampilan dan banyak dibutuhkan oleh stakeholders pariwisata. Untuk tidak mengambil risiko tersebut, maka saya mengeluarkan tiga instruksi 3C, yakni Curriculum, Certification, dan Center of Excellence,” papar Arief.
Dikatakannya, semua elemen harus merujuk pada Indonesia Incorporated. Kalau berdiri sendiri, maka saya pastikan tidak akan berjalan. Sebab semua harus merangkul unsur pentahelix.
Sementara itu Tenaga Ahli Bidang Manajemen Strategis Kemenpar Priyantono Rudito menjelaskan, program kerja sama antar asosiasi SMK Pariwisata berinisiatif bekerja sama dengan sekitar 1.200 General Manajer (GM) Hotel yang tergabung dalam asosiasi profesi pariwisata (IHGM dan IHGMA).
Para GM diwajibkan mengajar dan ikut serta mengembangkan SMK Pariwisata di seluruh Indonesia baik sebagai guru atau trainer, pembina, dan fasilitator untuk menciptakan SDM pariwisata yang siap menyambut era revolusi industri 4.0, katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Priyantono, pada 29 Maret 2019, Kemenpar akan memiliki kelas internasional. Melalui kelas internasional itu akan didatangkan talenta internasional ke Indonesia.
Sehingga kita memiliki model pengajaran berstandar internasional di Indonesia. Dan anak-anak kita bisa memanfaatkannya tidak hanya di Indonesia, katanya.[ant]