Penangkaran Anjing Picu Emosi Warga

- Editor

Jumat, 1 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 BOGOR.bipol.co – Ratusan warga menggeruduk tempat penangkaran anjing di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019) siang. Mereka memprotes dan mengancam akan membakar tempat penangkaran anjing tersebut karena ditengarai mengidap berbagai penyakit rabies. “Meskipun anjing-anjing itu di tempatkan dalam kandang, kami takut virus rabies menyerang warga,” kata Dadan, warga setempat.

Tak hanya itu, keberadaan penangkaran anjing disinyalir telah mencemari aliran Sungai Ciherang yang kerap digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari. Selain limbah kotoran, warga beberapa kali menemukan bangkai anjing di aliran sungai yang melintasi beberapa wilayah diantaranya Karawang ini. “Ini jelas melanggar aturan karena telah mencemari lingkungan. Dan setelah dikinfirmasi ke pihak desa atau kecamatan memang tidak punya izin,” kata dia.

Muhammad Zaki warga lainnya menambahkan, penangkaran anjing di wilayahnya itu diketahui baru beroperasi sekitar dua bulan lalu. Warga baru mengetahui jika di desanya itu terdapat tempat penangkaran setelah sering mendengar suara anjing mengonggong dan ditemukan bangkai anjing di aliran kali. “Setelah diselidiki ternyata di tempat itu jadi penangkaran anjing liar, jenisnya sama yang sering kita lihat di kampung-kampung,” ungkap Zaki.

Anjing Liar
Ratusan warga menggeruduk tempat penangkaran anjing di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019) siang. Yang membuat warga makin khawatir, secara kasat mata puluhan anjing yang ditempatkan dalam kandang umumnya tidak sehat.

“Ada sekitar 80 ekor, rata-rata anjingnya budugan (korengan). Takutnya setelah anjing itu sembuh lalu disembelih dan dagingnya dijual. Paling dikhawatirkan kena rabies, lalu menular ke manusia,” terang Zaki. Oleh sebab itu, warga bersepakat menutup paksa tempat penangkaran anjing yang berdiri di atas lahan seluas 3000 meter persegi itu.

Saat melakukan aksinya, warga yang emosi nyaris membakar tempat penangkaran anjing liar tersebut. Sementara itu, begitu mengetahui ada aksi demo, para pekerja penangkaran langsung lari tunggang langgang karena khawatir menjadi bulan-bulanan warga. Beruntung, aksi mereka berhasil dicegah aparat kepolisian dan TNI serta kecamatan setempat. Pihak Muspika kemudian melakukan mediasi dengan warga di Kantor Desa Wargajaya.

“Sudah dimediasi. Tuntutan warga meminta tempat itu ditutup,” kata Kapolsek Sukamakmur Iptu Hendra Kurnia. Dari keterangan pemilik, bahwa lokasi tersebut merupakan tempat penangkaran anjing yang sakit untuk kemudian diobati. (dgp)

Berita Terkait

Urgen! DPRD Kabupaten Bandung Bentuk Pansus Bahas BPJS dan PSU
Kantah Kabupaten Bandung Serahkan Empat Sertipikat Hak Pakai kepada Kejari
H Dadang Suryana Awali Reses di Desa Rahayu Soroti Sejumlah Program Termasuk Efesiensi Anggaran
Ngatiyana Resmikan Jaringan Pipa Air Minum di Cigugur Tengah Cimahi Selatan
TPP Dipotong Jika Kinerja Organisasi Jeblok
Pemkot Bandung Fokus Wujudkan APBD 2026 Efisien dan Transparan
Longsor Terjang Pangalengan, Pemdes Gerak Cepat Cegah Bencana Susulan
MBG di Kota Cimahi Zero Accident, Ngatiyana Beberkan Triknya
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 17:16 WIB

Urgen! DPRD Kabupaten Bandung Bentuk Pansus Bahas BPJS dan PSU

Kamis, 6 November 2025 - 12:28 WIB

Kantah Kabupaten Bandung Serahkan Empat Sertipikat Hak Pakai kepada Kejari

Rabu, 5 November 2025 - 18:15 WIB

H Dadang Suryana Awali Reses di Desa Rahayu Soroti Sejumlah Program Termasuk Efesiensi Anggaran

Rabu, 5 November 2025 - 13:46 WIB

Ngatiyana Resmikan Jaringan Pipa Air Minum di Cigugur Tengah Cimahi Selatan

Selasa, 4 November 2025 - 09:38 WIB

TPP Dipotong Jika Kinerja Organisasi Jeblok

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Subianto meresmikan pabrik Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Kota Cilegon, Provinsi Banten, pada Kamis, 6 November 2025. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

NASIONAL

Jumat, 7 Nov 2025 - 15:10 WIB