BOGOR.bipol.co – Masih tingginya angka perceraian di Kota Bogor membuat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Bogor prihatin. Apalagi 70 persen penyebab perceraian lebih banyak diakibatkan karena ketidakharmonisan dari pada faktor ekonomi.
Tak ayal, untuk meminimalisir hal tersebut terutama kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), DWP bekerja sama dengan Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Bogor menggelar Talkshow dengan tema “Meningkatkan Kesehatan Seksual Wanita Menuju Keharmonisan Dengan Pasangan” di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bogor, Kamis (28/02/2019). “Tema ini dipilih karena kami ingin memberikan ilmu yang memang dibutuhkan teman-teman DWP dan Alhamdulillah semua antusias mengikuti,” ujar Ketua DWP Kota Bogor, Endah Nurrochman.
Endah mengatakan, tema ini sering kali dianggap tabu untuk dibahas, padahal permasalahan terkait kesehatan seksual wanita usia lanjut banyak terjadi dan mempengaruhi keharmonisan rumah tangga. Sehingga sangat diperlukan pemahaman dan ilmu terkait hal ini sehingga bisa menghindari segala masalah yang timbul. “Melalui Talkshow dengan dua pembicara yang kompeten di bidangnya sedikit banyaknya membuat kami para istri ASN belajar bagaimana meningkatkan keharmonisan keluarga meski usia kami tak lagi muda,” jelasnya.
Istri Sekda Kota Bogor ini menuturkan, lewat kegiatan ini pihaknya juga turut mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam mewujudkan Kota Bogor Ramah Keluarga. Pasalnya, keluarga yang harmonis berawal dari istri yang merupakan pilar dari keluarga. Ia pun menghimbau ilmu ini bisa ditularkan ke teman-teman ASN lainnya agar ketahanan keluarga semakin terwujud. “Harapan saya semoga rumah tangga ASN bisa semakin harmonis, karena keluarga harmonis sangat berdampak pada kinerja suami,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Kota Bogor, Bona Simanung mengatakan, ketidakharmonisan rumah tangga karena alasan seksualitas menurutnya bisa terjadi mengingat seksualitas merupakan hak setiap individu dimana masing-masing pasangan tidak boleh mendominasi satu dengan lainnya. Ditambah pula dengan beredarnya mitos-mitos tentang seksualitas yang tidak bagus melalui media. “Dengan memahami ilmunya dan mengerti hak-haknya akan terwujud rumah tangga harmonis,” katanya. (dgp)



















