250 Penari Bergerak Rancak

- Editor

Senin, 4 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CIREBON.bipol.co – Sebanyak 250 Penari Topeng Kelana Kabupaten Cirebon ikut ambil bagian dalam acara Rampak Topeng Kelana yang dilaksanakan oleh para penggiat kesian dari Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon dalam rangka kegiatan Kampung Seni Gegesik (KSG) Tahun 2019 di Alun-alun Gegesik, Minggu (24/2/19).

Acara Rampak Topeng Kelana ini bertujuan meletarikan budaya warisan para wali, penari yang ikut dalam kegiatan tersebut berasal berbagai tingkatan umur, mulai dari anak PAUD, SD,SMP hingga SMA. hal ini bertujuan agar para generasi milenial tetap mencintai kesenian dan tidak melupakan kesenian asli Cirebon dalam hingar bingar kecanggihan teknologi. Arti dari Tari Topeng Kelana sendiri merupakan sebuah tarian tradisional masyarakat Cirebon yang menggunakan topeng dan setiap gerakannya mengandung simbol dan atau makna bahwa dalam hidup kita wajib berikhtiar dalam segala hal.

Ketua Panitia kegiatan, Geger Gumilar menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Gegesik Kampung Seni. Selain sebagai pelestarian kesenian asli Cirebon juga KSG tersebut kedepan akan dijadikan agenda rutin tahunan untuk dijadikan sebagai agenda pariwisata di Kabupaten Cirebon. “Rampak topeng kelana gegesik juga merupakan rangkaian kegiatan Kampung Seni Gegesik dalam rangka pelestarian Kesenian Topeng Kelana Cirebon.” Ujarnya

“Dengan seni kita bersatu, dengan seni kita majukan Kabupaten Cirebon dan dengan seni tari topeng sejarah mencatat bahwa pada hari ini Tari Topeng Rampak Kelana dimulai dari Kampung Seni Gegesik.” Tutur Pj. Bupati Cirebon, Dr. Ir H. Dicky Saromi, M.Sc.

Dihadapan ratusan penonton yang memenuhi alun-alun Gegesik, diiringi musik gamelan, peserta tari topeng kelana yang berjumlah 250 penari dengan bangganya dan keelokan dari setiap gerakan mempersembahkan tarinya, mengenakan topeng (kedok) khas berwarna merah dengan mata melotot, tarian menggambarkan sikap Raja Bandopati yang dikenal sangat kasar, arogan, sombong dan penuh ankara murka. (dgp)

Berita Terkait

Ketua DPRD Hj Renie Apresiasi Peran 7 Kader Fatayat NU Kawal JKN, Harap Ditambah untuk 31 Kecamatan
Koarmada RI Gelar Baksos, Bakkes, dan Makan Bergizi di Pesantren Al Fatah
Cerita Umuh Muchtar Saat Dampingi Dado Pulang ke Bandung: Dia Tak Bisa Tidur Lalu Shalat Tahajud di Kereta
Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 23 Januari 2025 - 16:05 WIB

Ketua DPRD Hj Renie Apresiasi Peran 7 Kader Fatayat NU Kawal JKN, Harap Ditambah untuk 31 Kecamatan

Minggu, 19 Januari 2025 - 10:48 WIB

Koarmada RI Gelar Baksos, Bakkes, dan Makan Bergizi di Pesantren Al Fatah

Jumat, 20 Desember 2024 - 07:05 WIB

Cerita Umuh Muchtar Saat Dampingi Dado Pulang ke Bandung: Dia Tak Bisa Tidur Lalu Shalat Tahajud di Kereta

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Berita Terbaru