CIANJUR, bipol.co – Kementerian Pertanian berkomitmen mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai ‘raja’ rempah-rempah di dunia. Berbagai program pun diluncurkan dengan sasaran pengembangan berbagai sektor melibatkan para petani.
“Ini perintah pak Presiden. Rempah-rempah Indonesia harus kembali berjaya seperti dulu,” kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, dalam kegiatan apresiasi dan sinkronisasi program Kementerian Pertanian sekaligus peluncuran ekspor teh hitam asal Kabupaten Cianjur di Lapang Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Rabu (20/3/2019).
Upaya mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai penghasil rempah-rempah sudah berjalan sejak dua tahun lalu. Salah satu upayanya dengan menyalurkan berbagai bibit unggul tanaman rempah-rempah, termasuk dalam sektor pertanian dan perkebunan.
“Kami salurkan bantuan bibit unggul yang terbaik. Ini agar produksi meningkat,” jelas Amran.
Amran patut berbangga dengan produksi yang sudah dihasilkan dari sektor perkebunan maupun pertanian. Salah satunya komoditas teh hitam asal Gunung Manik dan Gunung Rossa yang sudah bisa diekspor ke sejumlah negara di antaranya ke Taiwan, Malaysia, Uzbezkistan, dan Turkmenistan.
“Kami juga berikan bibit unggul tanaman kopi. Sekarang Indonesia sudah banyak mengekspor berbagai komoditas pertanian dan perkebunan seperti CPO (Crude Palm Oil), karet, dan kelapa,” terangnya.
Terdapat juga komoditas lain yang dulunya impor, sekarang Indonesia bisa mengekspor. Misalnya jagung. Dulu Indonesia harus mengimpor hampir 7 juta ton jagung. “Sekarang kita bisa ekspor. Belum lagi kita sekarang sudah bisa mengekspor kambing, domba, ayam, telur, bahkan bawang merah,” pungkasnya.
Selain melepas ekspor teh hitam, pada kesempatan itu Amran juga melepas ekspor bunga Krisan ke Jepang. Sementara itu, bagi kelompok tani diberikan juga bantuan bibit tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, traktor roda, bantuan ayam KSTM, bantuan ayam DOC, serta bantuan untuk Kelompok Wanita Tani. **