BANDUNG,bipol.co – Pakar Politik dan Pemerintahan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Asep Warlan Yusuf, menilai kedua Capres baik Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto tidak memiliki ketegasan dalam menyikapi permasalahan internasional.
Dalam debat Capres keempat yang mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan serta hubungan internasional. Kedua Capres disebut Asep kurang mengelaborasi tantangan internasional di bidang ekonomi dan teknologi.
“Harusnya, kedua Capres memiliki sikap bagaimana Indonesia menghadapi gempuran kekuatan ekonomi China dan Amerika Serikat?,” terang Asep kepada bipol.co, Minggu (31/03/2019).
Dijelaskannya, utang luar negeri terutama dari China banyak menjerat negara-negara debitor seperti Indonesia dan menjadi permasalahan nyata di kancah internasional. Tetapi, kedua Capres tidak mengelaborasi persoalan tersebut.
Sementara dalam bidang teknologi atau siber, lanjutnya, peraturan kerahasiaan data pengguna facebook dan masalah big data juga tidak dielaborasi. Padahal, jumlah pengguna internet Indonesia adalah salah satu terbesar di dunia.
Selama menjabat sebagai Presiden, terang Asep, Jokowi mengklaim sudah menjalankan integrasi teknologi dengan pemerintah melalui e-government, e-budgeting, e-procurement dan lain-lain. Sedangkan Prabowo, justru menekankan soal transparansi.
“Artinya teknologi dalam pemerintahan harus ditujukan untuk transparansi kinerja aparat,” ungkap dia.
Dalam debat Capres keempat semalam soal pertahanan, Asep menilai Prabowo paling pas karena menggarisbawahi peribahasa latin ‘si vis pacem para bellum’. Artinya, lanjutnya, Prabowo menyebut jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang
“Jangan hanya karena alasan ekonomi dan peran mediasi internasional, tapi lupa fokus kekuatan pertahanan kita. Diplomasi akan baik jika negara kuat, bangsa lain akan segan,” ucap Asep.**
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto