BANDUNG.bipol.co – Inilah bangunan paling bersejarah itu. Bukan saja bersejarah bagi Kota Bandung, bukan pula hanya untuk Indonesia. Gedung Merdeka juga merupakan bagian sejarah negara-negara Asia-Afrika yang, ketika itu, terjajah. Dari gedung ini semangat kemerdekaan menyeruak. Menggelora.
Pada 18 April 1955, sejumlah petinggi dari negara-negara Asia dan Afrika berkumpul di Gedung Merdeka. Mereka menggelar Konferensi Asia-Afrika. Menggelorakan semangat kemerdekaan.
Gedung bernilai tinggi ini pertama kali dibangun pada tahun 1895. Pembangunan gedung diprakarsai oleh sebuah komunitas orang-orang Eropa yang tergabung dalam perhimpunan Societeit Concordia. Komunitas ini terdiri dari para tuan kebun teh di Priangan (Preanger planters), elit Eropa dan para pejabat kolonial Bandung.
Semula, gedung ini berfungsi sebagai tempat kegiatan sosial, rekreasi dan hiburan yang bernama Societeit Concordia. Sebelumnya Societeit Concordia ini kerap berkumpul di penginapan Thiem dengan jumlah anggota sekitar 18 orang. Lalu pindah dengan menyewa sebuah rumah di Bragaweg dengan biaya sewa 15 per bulan. Tak lama kemudian pindah lagi dan menempati gedung de Vries sebelum akhirnya membangun gedung di sudut Grote Postweg dan Bragaweg (sekarang Jalan Asia Afrika-Braga).
Societeit Concordia direnovasi pada tahun 1940 dan dirancang ulang oleh AF Albers dengan gaya Modern International Style. Fisik bangunan menjadi berubah, Albers merancang unsur lengkung pada dinding bagian luar dan menurunkan letak teritis sehingga wajah gedung nampak seperti sekarang.
Sebelumya, rancangan teritis di bagian timur gedung yang menghadap Jalan Braga terlalu tinggi sehingga menghalangi masuknya sinar matahari dan terpaan air hujan dari arah timur sulit dilakukan. Karena itu, dipasanglah jajaran tirai dan kanopi kain yang berfungsi juga sebagai ornamen.
Kini, gedung bekas Societeit Concordia itu difungsikan sebagai Museum Konferensi Asia Afrika. Pada tahun 1920 di sebelah barat Societeit Concordia dibangun gedung baru berdasarkan pada hasil rancangan CP Wolf Schoemaker. Gedung itu diberi nama Schouwberg Concordia dan menjadi satu kesatuan dengan Societeit Concordia.
Gaya dan ciri khas CP Wolf Schoemaker nampak jelas pada arsitektur gedung ini. Nuansa Eropa sangat kuat dan bergaya Art Deco. Gedung ini merupakan gedung terbesar di Hindia Belanda saat itu karena dapat menampung pengunjung sebanyak 1.200 orang.
Menjelang penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955, Presiden Soekarno mengubah nama gedung menjadi Gedung Merdeka dan Jalan Raja Timur, dari Pasar Baruweg sampai simpang lima menjadi Jalan Asia Afrika. (rls)
Editor Deden .GP