BANDUNG, bipol.co – Perpindahan ibukota negara disarankan ke luar pulau Jawa. Alasannya karena Jawa sudah menjadi pusat bisnis.
Pengamat politik Universtitas Kebangsaan Deni Nurdiyana mengungfkapkan hal itu kepada bipol.co sesuai Bedah Buku Politik Islam di Indonesia di Gedung Qarnul Manazil Jl Ciganitri Kec Bojongsoang Kab. Bandung. Rabu (1/5/2019).
“Sebelumnya kan ada 2 alternatif pertama ibukota bukan di Jakarta tapi berpindah dari radius 50-70 KM dari Jakarta bisa ke Purwakarta atau ke Karawang, tapi Jawa Barat saya pikir tetap seperti itu. Saya lebih setuju ke luar Jawa, khususnya Kalimantan,” ujar Deni Nurdiyana
Wakil Rektor Universitas Sangga Buana YPKP (Yayasan Pendidikan Keuangan dan Perbankan) itu menuturkan perpindahan ibukota wajar dan sah-sah saja. Dengan perpindahan tersebut tidak akan ada istilah Jawa Sentris.
“Supaya tidak menjadi Jawa sentris betul karena kita tahu bahwa 67 persen penduduk Indonesia dan pusat bisnisnya ada di Jawa, ” ucapnya
Deni meyakinkan perpindahan Ibukota tidak akan mempengaruhi perekonomian di pulau Jawa. “Di pulau Jawa salah satunya di Jawa Barat perekonomian akan tetap stabil , karena meskipun ibukota sudah pindah pusat perekenomian di daerah Jawa akan tetap berjalan. Hampir di seluruh negara membedakan antara ibukota pemerintah dengan pusat bisnis. Supaya nanti ibukota negara bisa fokus ke permasalahan pemerintahan dan juga harus di support, seperti airport nya bagus, pelabuhannya bagus , transportasi nya bagus.” Tegasnya.**
Reporter : Alvian Hamzah
Editor: Ude D Gunadi