BANDUNG,bipol.co – Direktur Eksekutif Pusat Study Demokrasi dan Partai Politik, Dedi Kurnia Syah menilai bahwa komposisi kabinet Jokowi jilid II akan sulit untuk diisi oleh tenaga Profesional murni.
Menurutnya saat ini jumlah koalisi petahana yang telah mencapai 63 persen membuat semakin sulit untuk Jokowi menentukan tenaga profesional di kabinetnya.
“Persentasi Profesional murni sangat kecil, pemerintahan Jokowi sejak periode pertama memang terlihat sangat gemuk, ini sekaligus penanda bahwa ada politik balas budi. Meskipun Presiden punya hak absolut memilih kabinet, tetapi ada nuansa parpol menguasai jalannya proses penyusunan, terlebih PDIP yang dianggap sebagai paling berkontribusi,” kata Dedy saat dihubungi via telepon seluler di Bandung pada Rabu (10/07/2019)
Meski sulit, Dedi menilai adanya Tenaga Profesional di kabinet Jokowi jilid II merupakan suatu keniscayaan. Namun, Tenaga Profesional yang dipilih merupakan titipan dari Partai Politik.
“Jika pun ada kalangan profesional, tetap saja mereka yg dipilih memiliki relasi politik dengan Parpol-parpol tersebut. Setidaknya punya andil dalam pemenangan Jokowi. Iya, mereka (Tenaga Profesional) bisa dikatakan Profesional titipan, karena profesional murni tanpa ikatan apapun dengan parpol, sulit terwujud,” ucapnya.
Dedi juga mengatakan hal tersebut dinalai berpotensi dijadikan incaran bagi partai-partai pengusung untuk memperoleh kursi di kabinet Jokowi jilid II. Menurutnya parpol akan melakukan lobi-lobi dengan menyodorkan nama calon penghuni kursi di kabinet.
“Tidak menjadi bagian terpisah dari lobi politik, semua parpol pengusung tetap pada porsi masing-masing, karena profesional bisa bersumber dari dua hal, rekomendasi Parpol atau ikut terlibat dalam pemenangan tetapi bukan bagian dari parpol.
Selain itu Dedi menilai, penentuan komposisi kabinet Jokowi jilid II tidak akan bisa lepas dari capur tangan berbagai pihak. Sehingga Jokowi tidak memiliki andil besar pada terbentuknya kabinet tersebut.
“Kalau kita lihat 5 tahun yg lalu, sulit bagi Jokowi untuk merdeka dari dominasi PDIP dan orang-orang terdekatnya. Sehingga kecil kemungkinan Jokowi punya andil besar dalam menentukan kabinet, sehingga siapa saja yg akan mengisi kabinet, nama itu bisa dipastikan hasil mufakat parpol,” tandasnya.**
Reporter : Rahmat Kurniawan
Editor : Herry Febriyanto