BANDUNG,bipol.co – Pemprov Jabar mencatat sebanyak 15-20% guru di Jawa Barat terpapar paham radikal dan tidak memiliki loyalitas terhadap negara. Untuk itu, Pemprov mendorong kembali penerapan Penelitian Khusus (Litsus) dalam perekrutan Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya guru di Jawa Barat.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan, penerapan kembali Litsus seperti yang dilakukan pada zaman Orde Baru (Orba) merupakan upaya mengantisipasi paham radikal. Sehingga, sikap kenegarawanan dan tidaknya para guru akan terlihat melalui prpses Litsus.
“Jangan sampai, dia ASN tapi dia sendiri yang merusak tatanan negara ini, terutama merongrong dasar negara kita, tidak mencerminkan sebagai abdi negara yang baik,” ujarnya di Bandung, Senin (22/7/2019).
Penerapan kembali Litsus, imbuhnya, juga harus dilakukan dalam pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sehingga, para peserta didik baru semakin mendapat pemahaman mengenai pendidikan Pancasila.
Pada masa Orba, jelasnya, setiap calon siswa yang akan masuk sekolah selalu mendapat Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Dengan begitu, para siswa tidak akan mudah terpapar paham-paham yang bertentangan dengan ideologi Indonesia.
“Kalau alergi dengan P4 ganti saja namanya, tapi yang jelas intinya anak muda harus tahu tentang butir-butir Pancasila dan dasar negara, jangan sampai tidak tahu apa yang dinamakan Pancasila sebagai dasar negara,” ujar Uu.
Ketika Litsus dan Penataran P4 kembali diterapkan dalam perekrutan ASN maupun penerimaan peserta didik, maka akan berdampak positif di masa mendatang. Mereka, kata Uu, tidak akan alergi terhadap Pancasila dan dasar negara yang bersifat final.
“Disaat dewasa ada ilmu atau paham yang diterima tidak akan benci karena Pancasila sebagai dasar negara bersifat final. Tidak boleh diganggu gugat karena lahir berdasarkan kesepakatan para pendiri negara kita,” tuturnya.*
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Deden .GP