CIANJUR, bipol.co – Gempa 6,9 skala richter berpusat di Banten, Jumat (2/8/2019) malam, cukup berdampak di Kabupaten Cianjur. Setidaknya 31 bangunan terdiri dari rumah dan masjid, mengalami kerusakaan akibat goncangan.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyatno, mengatakan berdasarkan sementara hingga Selasa (6/8/2019), jumlah rumah warga yang rusak sebanyak 30 unit dengan berbagai kategori ditambah 1 bangunan masjid. Lokasinya tersebar di lima kecamatan.
“Hasil pendataan hingga hari ini (Selasa), ada 31 bangunan yang rusak akibat terdampak gempa,” kata Sekretaris Sugeng, Selasa (6/8/2019).
Rincian kerusakan terdiri dari 1 rumah rusak berat, 7 rumah rusak sedang, dan 24 rusak ringan. Bangunan rumah rusak berat berada di Desa Cibadak Kecamatan Cibeber. Di Kecamatan Agrabinta terdapat 27 unit rumah rusak. Sebanyak 7 unit di antaranya rusak berat dan 20 rusak ringan.
Di Kecamatan Pasirkuda terdapat 1 unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Naringgul 1 unit rumah rusak ringan, dan di Kecamatan Campaka 1 masjid rusak ringan. “Tapi ini laporannya masih sementara,” tuturnya.
Sugeng tak memungkiri, secara potensi, Kabupaten Cianjur termasuk salah satu wilayah rawan gempa vulkanik maupun tektonik. Apalagi berhitung dari indeks risiko, jenis bencana di Kabupaten Cianjur terbilang cukup komplit.
“Hampir semua bencana di Kabupaten Cianjur ada. Gempa bumi, tsunami, gunung berapi, longsor, banjir, pergerakan tanah, kekeringan, dan puting beliung,” jelas dia.
Sugeng menuturkan Kabupaten Cianjur berada di wilayah Sesar (patahan) Cimandiri dan Sesar Lembang. Karena itu, kewaspadaan terhadap potensi kebencanaan harus terus ditingkatkan.
“Untuk antisipasi, kami sudah sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Termasuk memasang papan peringatan dan jalur-jalur evakuasi di wilayah-wilayah rawan,” imbuhnya.
Reporter : Andi
Editor : Deden .GP