BANDUNG, bipol.co – Rabu siang Gunung Tangkuban Parahu terus menunjukkan aktivitasnya.
PVMBG mencatat pada pukul 11.43 WIB, terlihat asap putih tebal dengan tinggi sekitar 200 meter dan tinggi kolom abu sekitar 90 meter dari dasar kawah, Rabu (7/8/2019).
Kepala PVMBG, Kasbani, menjelaskan terjadi erupsi menerus di Kawah Ratu sejak pukul 06.00-12.00 WIB.
“Erupsi dengan tinggi kolom abu lebih kurang 90 meter dari dasar kawah,” kata Kasbani melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Rabu (7/8) sore.
Secara seismik, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi oleh gempa- gempa yang mencerminkan aktivitas di kedalaman dangkal berupa Gempa Hembusan.
“Hingga saat ini, terus terjadi kegempaan pada kawah gunung. PVMBG mencata tremor terekam dengan amplitudo 30-50 mm (dominan 40 mm),” jelasnya.
Analisis PVMBG, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada dalam kondisi yang belum stabil dan aktivitas serta potensi erupsi dapat berubah sewaktu-waktu.
Ancaman bahaya yang terjadi saat ini berupa hujan abu serta hembusan gas vulkanik dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa pengunjung, pedagang, masyarakat sekitar, bila kecenderungan konsentrasi gas-gas vulkanik tinggi.
“Erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi terjadi tanpa ada gejala vulkanik yang jelas,” terangnya.
Tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dinaikkan dari Level 1 (Normal) menjadi Level II (Waspada)
Evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi tingkat aktivitas dan potensi ancaman erupsi.
Oleh sebab itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan wisatawan atau pendaki, tidak mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu dalam radius 1,5 Km dari kawah aktif.
Masyarakat agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik dan diimbau tidak berlama-lama berada di sekitar kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
PVMBG juga mengimbau agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.
Masyarakat tetap memperhatikan perkembangan yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.**
Reporter: Arief Pratama
Editor: Hariyawan