BANDUNG, bipol.co – Pelaksana Harian (PLH) Sekda Jabar, Daud Achmad, mengungkapkan sejumlah persoalan di Jawa Barat yang menjadi perhatian. Salah satunya adalah cepatnya laju pertumbuhan penduduk karena tingginya rata-rata wanita usia subur melahirkan atau total fertility rate (TFR).
“Oleh karena itu, pengendalian kelahiran itu sangat penting karena berdampak pada daya saing daerah dan indeks pembangunan manusianya,” kata Daud di Bandung, Rabu (7/8/2019).
Permasalahan lain yang tidak kalah penting dan menjadi perhatian adalah tingginya angka stunting, keluarga pra-sejahtera serta banyaknya anak putus sekolah. Untuk itu, diperlukan program-program yang mampu menyelesaikan persoalan tersebut.
Daud menyebutkan, saat ini Pemprov Jabar sedang mendorong program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) sebagai solusi permasalahan tersebut, sekaligus menjadi proyek prioritas nasional, sehingga Jabar mampu menjadi provinsi yang melahirkan SDM berkualitas.
“Pemprov Jabar juga telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah mengelola dan mengedukasi sekitar 2.035 Kampung Keluarga Berencana di Jabar,” imbuhnya.
Dikatakannya, program KKBPK harus memberikan kontribusi besar bagi pembangunan SDM di masa sekarang dan akan datang. Terlebih, arah sasaran program tersebut adalah pengendalian jumlah penduduk agar pelayanan publik yang inovatif terus meningkat di Jawa Barat.
Namun begitu, Daud meminta KKBPK tidak hanya berorientasi pada angka kelahiran, melainkan juga fokus terhadap upaya-upaya pemenuhan kualitas pelayanan. Selain itu, KKBPK harus menghormati hak-hak reproduksi dalam meningkatkan kualitas kehidupan keluarga
“Diharapkan KKBPK dapat menjadi salah satu faktor keberhasilan Jabar dalam mencetak generasi penerus yang sehat, cerdas, inovatif, berdaya saing tinggi, berbudaya, produktif, dan bahagia,” ujarnya.**
Reporter: Iman Mulyono
Editor: Hariyawan