BANDUNG,bipol.co – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mencurahkan isi hatinya dalam pidato sambutan Kongres V PDIP di Denpasar, Bali beberapa waktu lalu. Secara tegas, Megawati juga meminta jatah menteri terbanyak untuk kadernya pada pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Universitas Telkom Bandung sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, pidato sambutan Megawati merupakan sebuah isyarat kekuatan PDIP. Selain itu, pidato tersebut menegaskan jika PDIP adalah penentu keputusan mitra koalisi.
“Mega memberi isyarat jika PDIP adalah penentu keputusan, baik terkait distribusi kekuasaan maupun menentukan arah koalisi di pemerintahan mendatang,” ujarnya melalui pesan singkat, Sabtu (10/08/2019).
Meski PDIP menjadi partai pemenang Pemilu 2019 yang dipastikan mendapat kursi terbanyak di DPR, tetapi Megawati dalam pidatonya menolak apabila kadernya hanya diberi Jokowi sedikit jatah menteri. Selain itu, Megawati juga menyinggung pihak-pihak yang tidak membantu pemenangan, tetapi meminta jatah menteri.
Dedi berpandangan, permintaan dan sindiran tersebut merupakan upaya Megawati untuk meneguhkan posisi PDIP dalam pemenangan Jokowi pada Pilpres 2019. Sehingga, menjadi hal yang wajar jika Megawati meminta Jokowi memberikan kursi menteri terbanyak kepada kader-kader PDIP.
“Dan ini bisa ditafsirkan jika Jokowi berada dalam ‘kendali’ Megawati, termasuk dalam menyusun kabinet,” ujar Dedi.**
Reporter: Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto