SOREANG, bipol.co – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara, meminta agar semua pihak tidak terlena dengam bencana kekeringan. Namun harus diwaspadai juga bencana yang akan terjadi pada musim hujan yang sebentar lagi akan turun.
“Nampaknya kita jangan terlena dengan kekeringan tapi kita juga harus waspada kemungkinan terjadinya bencana pada musim hujan, seperti longsor, atau banjir bandang dan masalah banjir yang biasa terjadi tiap musim hujan,” ujar Ahmad Djohara, di Soreang, Rabu (2/10/2019).
Menurut Ahmad Djohara, dalam musim hujan yang harus diwaspadai banjir bandang dan longsor. Di wilayah Kabupaten Bandung, katanya, ada beberapà wilayah yang berpotensi banjir bandang dan longsor. Seperti Kecamatan Majalaya dan Ibun. Daerah ini berpotensi banjir bandang karena sungai Citarum membelah kedua wilayah ini.
“Potensi banjr bandang cukup tinggi karena luapan air dengan Sungai Citarum yang membelah dengan dataran tinggi. Banjir bandang ini sulit ditebak kapan pun bisa terjadi,” papar Ahmad Djohara.
Banjir bandang juga bisa disebabkan akibat pembangunan perumahan yang saat ini luar biasa dengan benteng yang tinggi, sehingga pada saat hujan air sungai akan meluap dan tersumbat bentengan perumahan.
“Potensi banjir bisa tinggi dan luapan air sangat berbahaya, kami sudah koordinasi dengan pihak terkait termasuk upaya antisipasi. Seperti memperbaiki drainase agar air tidak masuk perumahan warga. Minimal kita bisa mengingatkan warga tentang kesiapsiagaan bencana,” paparnya.
Mengenai penanganan krisis air akibat kekeringan, Ahmad Djohara mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah menyalurkan kurang lebih sebanyak 995.000 liter air bersih.
“Per tanggal 26 September 2019, jajaran kami telah mendistribusikan 995.000 liter air bersih untuk warga terdampak kekeringan, yaitu di 23 kecamatan,” terangnya.
Sementara itu empat kecamatan lainnya yang belum tersentuh, antara lain Kecamatan Margahayu, Pangalengan, Cilengkrang dan Cimenyan. Sedangkan Kecamatan Bojongsoang, Kertasari, Rancabali dan Cimaung tidak terdampak kekeringan.
“Alhamdulillah sebanyak 44.900 Kepala Keluarga (KK) dan 126.857 jiwa sudah merasakan manfaatnya. Sampai saat ini kami masih terus melakukan distribusi air bersih, bekerjasama dengan Disperkimtan (Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan), Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), PMI (Palang Merah Indonesia) dan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation),” pungkas Akhmad Djohara.
Reporter : Deddy Ruswandi
Editor : Deden .GP