SUKABUMI, bipol.co-Bupati Sukabumi, H. Marwan Hamami mengatakan, para santri harus menguasai dan mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya agar tumbuh kemandirian.
Pemikiran para santri harus mendunia dan mereka siap menghadapi kemajuan dan perkembangan zaman. Hal ini sesuai dengan visi Kabupaten Sukabumi yaitu terwujudnya masyarakat religius dan mandiri.
Pernyataan bupati itu disampaikan setelah menjadi pembina upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) bersama ribuan santri bertempat di Masjid Raudhatul Irfan Cibolang, Cisaat, Selasa (22/10/2019).
Kehadiran para santri yang sanggup mengimplentasikan ilmunya, kata bupati, merupakan modal bagi kemajuan Kabupaten Sukabumi melalui pengembangan sumber daya manusia.
“Dengan kemandirian kita bisa membangun peradaban di lingkungan masing-masing sehingga bisa dengan cepat menghilangkan ketergantungan kepada pihak atau orang lain,” tutur bupati.
Peringatan HSN yang ke-4, lanjutnya, harus dijadikan momentum eksisnya santri di zaman milenial sekaligus era teknologi ini.
Bonus geografi harus diisi dengan segenap aktivitas positif oleh masyarakat pesantren sehingga mereka bisa berkiprah dalam pembangunan dengan mengerahkan segenap potensi untuk mengisi setiap peluang yang ada.
“Santri itu harus mendunia dengan keilmuannya yang mumpuni serta tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum jelas kebenarannya,” tutur Marwan.
Kegiatan peringatan HSN mengambil tema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”. Ketua Panitia, KH Ees Mubarok menerangkan, HSN bertujuan untuk menggugah para santri agar kreatif, responsif, dan berinisiatif tinggi.
Kegiatan Hari Santri diawali dengan Jambore Santri Nusantara yang melibatkan para santri dari Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, dam Kabupaten Cianjur. Kegiatan seperti ini baru pertama kali diselenggarakan di Kabupaten Sukabumi.
Kalau tidak aral melintang, tahun depan akan digelar Jambore Santri Nusantara tingkat Provinsi Jawa Barat.
Reporter : Firdaus
Editor : Deden .GP