Presiden menyebut “Mas Menteri” merujuk kepada mantan CEO Gojek berusia 35 tahun tersebut.
“Tapi yang lebih detilnya kalau mas menteri ini sudah belanja masalah ke mana-mana. Kemarin sudah saya perintahkan jangan hanya melihat universitas, SMA, SMK, SMP, SD, TK di Jakarta saja atau di Jawa saja. Tolong lihat juga NTT yang pelosok, di Maluku yang pelosok, di Papua juga yang pelosok. Perbedaannya kayak apa, pendekatannya kayak apa? Apakah pendekatan seperti yang dirancang cocok atau perlu digeser sedikit,” jelas Presiden.
“Jadi nanti saya sudah membayangkan kalau itu betul-betul bisa terlaksana akan ada perubahan besar, cara mengajar, cara interaksi antara murid dan guru, sistemlah yang bekerja, dengan aplikasi sistem,” tegas Presiden.
Presiden Jokowi mengakui ada banyak pihak yang kaget karena ia menunjuk Nadiem Makarim sebagai Mendikbud.
“Karena (Nadiem) bukan dari dunia pendidikan, bukan juga guru besar pendidikan, tidak memili ‘background’ pendidikan, tetapi sekali lagi ini kita ingin melakukan sebuah pendekatan yang berbeda karena dunia berubah begitu sangat cepatnya. Disrupsi teknologi ini harus disikapi dan diperlukan orang yang bisa cepat merespon perubahan itu. Tidak rutinitas, monoton, tidak akan kita bisa melompat,” tambah Presiden.
“Paling tidak nanti dilihat saja 2,5 thn lagi, akan kita nilai. Jangan minta cepat kalau yang ini. Kita perlu persiapan sebuah aplikasi sistem sehingga menjangkau anak didik kita, menjangkau sekolah-sekolah, menjangkau guru-guru,” ungkap Persiden.
Presiden mengaku sudah memperhitungkan bahwa Nadiem dapat mengelola manajemen pendidikan yang sangat besar dengan menggunakan teknologi.
“Ini adalah sebuah cara sehingga kecepatan perubahan betul-betul bisa kita antisipasi. Siapa yang bisa menggelola seperti itu? Ya yang menguasai teknologi. Siapa yg terbukti menguasai seperti itu? Ya beliau itu. Sudah membuktikan. Bisa tidak (sistem) dari situ (Gojek) dibawa ke dunia pendidikan? Ini yang mau kita buktikan,” tambah Presiden.
“Beliau sampaikan ke saya ‘Bisa pak,tapi berikan waktu saya’. Saya beri waktu. Boleh. Kita lihat. Saya ga mau rutinitas. Intinya itu. Bapak ibu yakin tidak? Dari apa yang disampaikan mas menteri ke saya, saya meyakini beliau bisa melakukan itu. Kalau itu terjadi. Nah, itulah yg namanya lompatan,” kata Presiden. (ant)