BANDUNG, bipol.co – Pelaksanaan program P2WKSS Kota Bandung mendapat apresiasi dari Tim Verifikasi Profinsi Jawa Barat. Kota Bandung dinilai telah mampu melaksanakan sejumlah pelatihan dalam rangka peningkatan peranan perempuan. Bahkan sejumlah bidang telah memperoleh pegakuan di tingkat nasional.
“Kota Bandung banyak prestasi yang diraih. Seperti bidang kesehatan sudah tingkat Wistara, lalu KLA nya sudah tingkat Nindya. Upaya mendapatkan penghargaan ini sulit,” ungkap Ketua Tim Verifikasi P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera) Provinsi Jawa Barat, Inge Wahyuni saat meninjau di Blok Kupat Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (22/11/2019).
“Kemudian memiliki RBRA (Ruang Bermain Ramah Anak). DI indonesia baru dua, di Kota Bandung dan Sumatera. Taman Tongkeng di Kota Bandung ini bagus, maka kita dorong agar seluruh kewilayahan di Bandung memiliki taman seperti itu,” imbuhnya.
Oleh karenanya, ia menilai, Kota Bandung sudah sangat siap untuk mengikuti lomba P2WKSS.
Pada kunjungan tersebut, Inge memperoleh informasi tentang sejumlah pelatihan yang telah dilaksanakan. Di antaranya, pelatihan berkebun, pembinaan Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta), kelompok panen padi, penyuluhan hukum, urban farming, pengolahan makanan dan Kelompok Wanita tani.
Selain itu, berbagai perkembangan dirasakan di wilayah Kota Bandung, seperti infrastruktur, perekonomian dan tenaga kerja.
“Banyak perubahan signifikan dengan hadirnya P2WKSS. Pembangun infrastruktur lebih dari 270 kilometer, di 27 kelurahan dengan melibatkan 54 RT binaan yang bisa dinikmati oleh 2.700 anggota keluraga. Inilah yang bisa dinikmati untuk meningkatkan perekonomian. Karena hadrinya infrastruktur memberikan kemudahan untuk perkembangan ekonomi,” ujarnya.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, menyampaikan kawasan Blok Kupat merupakan kawasan unggul, terutama dalam segi peranan perempuan. Kawasan ini potensi ekonominya baik, seperti mahir dalam membuat cangkang kupat. Sehingga perempuan mendapatkan penghasilan sendiri.
“Terpilih sebagai nominator, pemberdayaan berbasis perempuan ini harus berlanjut. Tidak hanya dalam sektor ekonomi saja, tetapi juga mampu dalam sektor sanitasi dan lingkungan hidup,” kata Mang Oded.
Oleh karena itu, lanjut Mang Oded, hadrinya perlombaan ini bukan seremonial saja, tetapi solusi bagi masalah ketimpangan peran gender yang harus diakui masih dirasakan dikalangan masyarakat prasejahtera.
“Inovasi yang dilakukan di lokasi ini, 75 perempuan diberikan keahlian membatik dengan metode malam dingin. Warga binaan yang tidak bisa menjahit, kali ini memiliki keahlian menjahit. Sebanyak 100 perempuan dilatih memasang Payet (hiasan pakaian) oleh Dinas Pendidikan. Selain itu, 100 warga diberikan pelatihan kewirausahaan,” ungkapnya.
“Perempuan memiliki peran yang kuat mampu perkembangan di setiap bidang yang dimilikinya,” pungkas Mang Oded.* humas.bandung.go.id
Editor: Hariyawan