BANDUNG.bipol.co – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memang punya hak menentukan staf khusus (stafsus). Hanya saja, alasan yang dikemukankannya, tidak punya urgensi signifikan.
Demikian, diutarakan Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah kepada Bipol.co saat dimintai keterangan terkait dengan staf khusus presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, 14 stafsus milenial yang telah ditunjuk untuk mendampingi Presiden RI, punya relasi sebagai tim pemenangan presiden dalam Pilpres 2019, lalu.
“Sebut saja Angkie yang ternyata kader Partai Politik. juga Aminudin Maruf sebagai koordinator Samawi, komunitas pendukung Jokowi,” katanya Senin, (2/12/2019).
Sementara secara psikologis, tanya Dedi, apakah para milenial tersebut punya pengaruh terhadap kebijakan presiden atau tidak. Jika, stafsus hanya tunduk atas ide-ide presiden, tentu semakin sia-sia.
Selain itu, menurutnya,tidak ada kejelasan kinerja seperti apa yang hendak dicapai oleh Staf khusus tersebut. Pasalnya banyak orang mengatakan adanya para milenial tersebut hanya sebatas kawan diskusi saja.
“Jika hanya soal teman diskusi, apakah tidak cukup para menteri di kabinet, wantimpres, atau para ahli di KSP, lebih luas lagi tokoh-tokoh bangsa yang tidak terikat dengan struktyr dan fungsionaris istana,” katanya.
Saran Dedi, milenial luar biasa, itu seharusnya berada di bawah fasilitasi negara, agar berkembang lebih besar, dan memiliki daya pengaruh terhadap anak muda lainnya.
Terkait nomonal gaji, Dedi mengatakan, tidak ada masalah karena mungkin itu standar istana.
“Tetapi dengan nominal yang besar bagi sebagian besar penduduk negara ini, dan kinerja mereka tidak terukur, tidak diberikan target yang jelas, tentu sangat disayangkan,” pungkasnya.
Reporter Abdul Basir
Editor Deden .GP