JAKARTA.bipol.co – BMKG menyatakan bahwa fenomena langka yang terjadi di wilayah Perairan Gorontalo pada Senin (6/1), yaitu naiknya ikan berlompatan di pinggir laut menuju daratan bukan sebagai pertanda akan terjadinya gempa.

“Pendapat tersebut tentu saja tidak benar. Hasil kajian ilmiah sejauh ini belum menunjukkan adanya bukti yang kuat secara empirik yang menunjukkan adanya keterkaitan sehingga fenomena terdamparnya ikan bukan bagian dari ‘precursor’ (penanda) gempa bumi,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu (11/1).

Fenomena kemunculan ikan jenis tertentu dan ikan yang melompat naik ke pantai, kata dia,  memang kerap dikaitkan dengan pertanda gempa. Sejumlah pihak mengaitkan fenomena Ikan-ikan yang mendadak berlompatan di pinggir pantai ini berkaitan dengan adanya pertanda gempa bumi.

Lebih lanjut Daryono mengatakan, hasil kajian yang ada malah menunjukkan adanya kaitan antara kemunculan ikan yang banyak lebih terkait pada musim. Karena dinamika populasi ikan ada kaitannya dengan musim, maka tidak tertutup kemungkinan kejadian seperti di Gorontalo tersebut terkait musim.

Ia menambahkan  bahwa menurut teori oseanografi lainnya menyebutkan pengangkatan biota laut dalam ke permukaan hingga terbawa ke pesisir berkaitan dengan fenomena “upwelling“.

Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan.

Dalam fenomena upwelling, katanyabiasanya kemunculan ikan banyak hingga ada segerombolan ikan sampai ke pantai.

Selain itu, menurut Daryono, masih ada faktor lain yang memicu ikan muncul ke pantai, seperti mengikuti dinamika arus laut.

Sebelumnya fenomena alam terjadi di Gorontalo tepatnya di Kompleks Pelabuhan Gorontalo pada Senin (6/1) di mana ikan-ikan berlompatan ke daratan sehingga menghebohkan masyarakat setempat dan sempat viral di media sosial.   (net)