JAKARTA.bipol.co- Ajakan ‘sekamar saja’ calon Wakil Wali Kota (Wawalkot) Depok dari PKS Imam Budi Hartono kepada pesaingnya, calon wawalkot Afifah Alia, berbuntut panjang. PDIP, partai yang menaungi Afifah, tengah menyiapkan laporan untuk membawa polemik tersebut ke polisi.
“Iya kami sedang diskusikan, sedang persiapkan semuanya. Kalau memang memungkinkan… ya tunggu saja. Semua sudah disiapkan, dan kalau bisa kita laporkan ke polisi, kita laporkan. Nanti kita lihat, tunggu instruksi saja, sedang disiapkan,” kata Sekretaris DPC PDIP Depok Ikravany Hilman kepada wartawan, Jumat (11/9/2020).
Hilman mengatakan bisa saja Imam memang bermaksud bercanda. Namun, kata dia, candaan itu tidak sensitif gender.
“Mungkin memang betul maksudnya bercanda, katakanlah kita husnuzon, Pak Imam nggak maksud melecehkan, tapi yang jadi problem adalah calon pemimpin kota Depok ini nggak punya sensitivitas terhadap, penghargaan terhadap perempuan, sensitivitas itu yang nggak ada, sehingga bercandaannya bersifat melecehkan,” papar Hilman.
Hilman kemudian mencontohkan sikap yang tanpa disadari bisa membuat seorang perempuan merasa dilecehkan. “Kan sebagian besar laki-laki juga melakukan hal itu. Misalnya perempuan lewat, suit-suit, kan maksudnya bercanda, bukan maksudnya menyakiti perempuan, tapi bagi perempuan itu kan melecehkan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Hilman menilai ajakan ‘sekamar saja’ oleh Imam sebagai seksisme. Menurutnya, bukan motif Imam yang harus disorot.
“Itu kan seksisme. Ketika… cirinya menjadikan perempuan sasaran lelucon, merendahkan. Seksisme kalau dirawat terus seperti ini mengancam perempuan di ruang publik. Nah ini sebetulnya yang harus jadi sorotan, bukan motifnya,” sebut Imam.
“Motifnya bisa apa saja, dan cuma dirinya yang tahu, bisa merendahkan, kan kita nggak tahu. Meskipun bercanda pun tidak membatalkan prinsip bahwa adanya keharusan dari laki-laki menghargai perempuan, itu yang nggak muncul di dalam perdebatan sekarang ini, apalagi dilakukan oleh calon pemimpin kota,” imbuhnya.
Kembali soal pelaporan ke polisi. Hilman menyebut DPC Depok dibantu DPD PDIP Jawa Barat sedang menyusun laporan.
“Sekarang ini yang sekarang bekerja untuk merumuskan itu Badan Bantuan Hukum dan Advokasi PDIP Depok, dan Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Jawa Barat, DPD Jawa Barat, jadi kerja sama, karena peristiwanya ada di Bandung,” ucap Hilman.
Seperti diketahui, ajakan ‘sekamar saja’ Imam kepada Afifa dilontarkan saat mereka menjalani tes kesehatan di RS Hasan Sadikin, Bandung. Imam sudah mengklarifikasinya.
“Itu untuk mencairkan suasana agar menghilangkan kekakuan komunikasi sesama paslon, dan yang saya maksud Afifa itu panggilan cucu saya, bukan beliau,” kata Imam Budi Hartono kepada wartawan, Jumat (11/9).
Versi Imam, saat itu dia dan Afifah duduk agak berjarak. Dia menyebut Afifah mungkin tak mendengar kalimat yang dia ucapkan sepenuhnya.
“Karena jarak duduk kita berempat berjarak, mungkin nggak kedengar lanjutan ucapan kalimat saya yang menyebut nama cucu, Afifa itu artinya kesederhanaan,” ujar Imam.
Afifah merasa ajakan ‘sekamar saja’ dari Imam sebagai pelecehan. Afifah mendesak politikus PKS itu minta maaf.
“Yang saya inginkan adalah permintaan maaf, dan janji untuk tidak mengulangi pelecehan seperti ini kepada saya maupun perempuan lainnya di kota Depok,” kata Afifah dalam keterangan tertulis, Jumat (11/9). [Net]
Editor: Fajar Maritim