BIPOL.CO, CIMAHI – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam ‘Solidaritas Masyarakat Cimahi’ mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menuntaskan penanganan kasus korupsi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi.
Tuntutan itu mereka sampaikan langsung dengan melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/6).
Menanggapi aksi mahasiswa tersebut Saeful Handi Rusma pembina Sekretariat Bersama (Sekber) Cimahi Otonom sangat menyesalkan sikap mahasiswa yang identik dengan idealisme dan cara berpikir kritis, netral saat ini terjebak didalam kepentingan politik pemilihan kepala daerah khususnya kota Cimahi.
Saeful Handi memandang, jika demo yang dilakukan oleh mahasiswa di Kantor KPK tersebut erat kaitannya dengan politik. Mengingat, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tak lama lagi akan berlangsung.
“Saya kasihan melihat cara berpikir mahasiswa tidak cerdas dan tidak rasional karena semua yang mereka lakukan atas pesanan politik yang diduga datang dari bakal calon walikota yang sedang berupaya untuk masuk bursa calon walikota,” tutur Saeful Handi.
Saeful Handi menyesalkan melihat cara berpikir calon walikota menggerakkan mahasiswa untuk membuka dugaan korupsi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintahan kota Cimahi perlu kita waspadai karena ini merusak tatanan dan pola pikir mahasiswa.
“Seharusnya mahasiswa berpikir jujur dengan idealismenya dan menerima masukan atau informasi apapun yang berkembang di masyarakat jangan langsung ditelan begitu saja tetapi pelajari dulu kebenarannya jangan terjerumus dengan isu kebohongan pihak lain, apalagi disaat kondisi politik kepala daerah sedang berlangsung, sikap mahasiswa yang mengatasnamakan solidaritas masyarakat cimahi yang melakukan gerakan meminta KPK menuntaskan kasus korupsi mantan walikota beserta pejabat ASN sangat jelas memalukan karena proses hukumnya sudah inkrah dan amar putusannya pun tidak bersalah,” katanya.
Saiful Handi menghimbau bagi para calon wali kota Cimahi bersainglah dengan baik dan santun, beradab. Menjaga etika yang baik didalam komunikasi dengan tujuan memajukan kota Cimahi yang lebih baik. Tentu didalam bersaing tunjukkan apa yang akan diprogramkan dalam visi misinya ke depan bukan dengan cara mendiskreditkan pihak lain ataupun mengobok obok pejabat ASN yang sedang giat giatnya bekerja membangun kota Cimahi yang maju dan berbudaya.
“Perlu saya tegaskan disini bahwa terbentuknya kota Cimahi otonom itu penuh dengan perjuangan masyarakat, oleh karenanya hormati dan hargai segala perjuangan. Jangan karena merasa mampu ingin tampil sebagai calon walikota sudah merasa diri hebat lantas mendiskreditkan pihak lain. Termasuk tidak menghargai perjuangan masyarakat ataupun mencari cari kesalahan ASN hingga membuat mereka tidak nyaman bekerja, sikap seperti ini bukan lagi memajukan Cimahi tetapi MENDEGRADASI Cimahi sehingga bakal calon walikota seperti ini tidak layak menjadi walikota Cimahi kedepan,” tegas Saiful.
Saeful menambahkan, untuk para pimpinan partai politik disarankan untuk dapat menyeleksi dan menentukan bakal calon walikota yang amanah jujur dan tanggung jawab serta mempunyai visi misi memajukan kota Cimahi dengan cara kerja keras berpikir kreatip menciptakan masyarakatnya untuk hidup rukun dan sejahtera saling menghargai karena masyarakat kota Cimahi ini adalah miniaturnya Indonesia semua suku agama dan golongan budaya ada di kota Cimahi. (rent)