Herman Suryatman: Oktober, Mangga Gedong Gincu Ekspor Perdana ke Jepang

- Editor

Kamis, 15 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BIPOL.CO, KOTA BANDUNGSekda Jabar Herman Suryatman mengatakan ekspor gedong gincu saat ini sedang finalisasi dan bersiap dikirim perdana ke Jepang pada Oktober 2024.

Guna memperlancar ekspor, Pemdaprov Jabar sudah bekerja sama secara bilateral deengan IJEP (Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement), maupun multirateral dengan AJCEP (ASEAN – Japan Comprehensive Economic Partnership).

“Kita sedang berikhtiar. Selain produk potensial yang sudah kita ekspor, sekarang sedang finalisasi persiapan ekspor mangga gedong gincu dari lima kabupaten: Sumedang, Cirebon, Kuningan, Majelangla, Indramayu,” ujar Herman Suryatman usai FGD Percepatan Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang, di Gedung Sate Bandung, Kamis (15/8/2024).

Menurut Herman, tantangan paling besar adalah standardisasi mangga gedong gincu secara internasional. Hal yang paling utama adalah buah yang akan diekspor harus bebas lalat buah.

Untuk itu, Pemdaprov bekerja sama dengan Balai Karantina dan Institut Pembangunan Jawa Barat (InJabar), lembaga think thank milik Universitas Padjadjaran, dibantu para eksportir untuk memenuhi standar yang dipersyaratkan.

“Alhamdulillah rekomendasi dari Balai Karantina sudah kita tempuh, semua standar internasional yang harus dipenuhi termasuk antisipasi lalat buah,” katanya.

Herman berharap Oktober mendatang Jabar sudah bisa mengirimkan ekspor perdana mangga gedong gincu. “Tahun ini insyaallah kita akan eksekusi dan ini persiapan rapat terakhir,” katanya.

Mangga gedong gincu sendiri menjadi salah satu buah unggulan Jabar. Ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 31 tahun 2018 tentang Pengembangan Buah-Buahan serta Sayuran Unggulan dan Prospektif di Daerah Provinsi Jawa Barat.

Misi untuk ekspor perdana mangga gedong gincu ke Jepang telah melalui 17 tahun negosiasi dengan Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) Jepang.

Selama ini, Jepang menganggap Jabar menjadi tempat berkembang biak lalat buah (bactrocera occipitalis), sejenis organisma hama penganggu. Padahal di Indonesia jenis lalat ini hanya ada di Pulau Kalimantan, dan selama ini tidak ada lalu lintas mangga dari Kalimantan ke Jabar.

Argumentasi ini diperkuat dengan hasil uji yang dilakukan Injabar dan Balai Karantina, bahwa mangga gedong gincu dari Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon, bebas dari lalat buah.

Negosiasi menemui titik terang setelah pada Februari 2024 MAFF mengirimkan surat resmi yang membolehkan gedong gincu diekspor ke Jepang.**

Berita Terkait

Pemdakab Bogor Lakukan Diseminasi Audit Kasus Stunting Periode I Tahun 2024
Arahan Herman kepada RSUD di Jabar: Beri Pelayanan yang Cepat dan Prima kepada Masyarakat
Pemkot Cimahi Kembali Raih Penghargaan Dana Insentif Fiskal dari Kementerian Keuangan RI
Upaya Perangi Narkoba, Dinkes Kota Cimahi Libatkan Masyarakat
Bey Machmudin: Penyiaran Berkeadilan Harus Dapat Diakses Sampai Pelosok Jawa Barat
Sekda Herman Suryatman Dorong Perempuan Jabar Berdaya dan Mandiri Melalui Program West Java Women Empowerment
Kota Bandung Raih Indeks Digital Masyarakat Terbaik Tahun 2024
Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi pada Pilkada Serentak 2024 di Jawa Barat
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 13 September 2024 - 16:05 WIB

Pemdakab Bogor Lakukan Diseminasi Audit Kasus Stunting Periode I Tahun 2024

Jumat, 13 September 2024 - 13:13 WIB

Arahan Herman kepada RSUD di Jabar: Beri Pelayanan yang Cepat dan Prima kepada Masyarakat

Kamis, 12 September 2024 - 14:52 WIB

Pemkot Cimahi Kembali Raih Penghargaan Dana Insentif Fiskal dari Kementerian Keuangan RI

Kamis, 12 September 2024 - 13:08 WIB

Upaya Perangi Narkoba, Dinkes Kota Cimahi Libatkan Masyarakat

Kamis, 12 September 2024 - 09:24 WIB

Bey Machmudin: Penyiaran Berkeadilan Harus Dapat Diakses Sampai Pelosok Jawa Barat

Berita Terbaru