BIPOL.CO, KOTA CIMAHI – Sedikitnya 163 inovasi dilombakan pada ajang Kompetisi Inovasi Cimahi Motekar Awards (ChiMA) Tahun 2024. Lomba digelar untuk mendorong daya saing daerah dan menumbuhkan iklim inovasi untuk peningkatan pelayanan publik di Kota Cimahi.
Kompetisi inovasi yang digelar memasuki tahun ke-4 mengusung tema “Bertransformasi, Berinovasi, Wujudkan Cimahi Campernik”. Peserta dibagi dalam 5 kategori kelompok dan satu kategori khusus yaitu Kelompok 1 (Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas Daerah, Badan Daerah, RSUD Cibabat dan Kecamatan), Kelompok 2 (UPTD / BLUD / Puskesmas / Kelurahan), Kelompok 3 (Ide Inovasi), Kelompok 4 (Guru & Tenaga Pendidik SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/ Sederajat (Negeri & Swasta)), dan Kelompok 5 Masyarakat Umum (komunitas, perorangan, Koperasi, UMKM), serta satu Predikat khusus Perangkat Daerah terinovatif.
Proses seleksi melibatkan Pejabat Fungsional pada Bappelitbangda dan menghasilkan top 25, yang kemudian menjalani tahap inkubasi selama kurang lebih 2,5 bulan dengan pendampingan dan bimbingan fasilitator serta mentor profesional. Terpilih tiga pemenang dari masing-masing kelompok peserta, penganugerahan Penghargaan ChiMA Awards Kota Cimahi Tahun 2024 dilangsungkan di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Cimahi.
Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi mengatakan, kegiatan tersebut menjadi sarana mengembangkan inovasi dan mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Dengan perubahan konsep kompetisi tahun ini tidak sebatas talent show, tetapi lebih bernilai dengan adanya proses inkubasi dan pendampingan untuk pengembangan inovasi,” ujarnya.
Dicky mengapresiasi ide-ide yang telah dicurahkan para peserta ChiMA Awards 2024. “Para inovator membuktikan bahwa kreativitas dan semangat inovasi tak memiliki batas, ide-ide yang dibentuk, kerja keras yang dilakukan, merupakan sumbangan berharga bagi peningkatan pelayanan publik di Kota Cimahi,” ungkapnya.
Dicky menekankan pentingnya pengembangan inovasi sebagai persiapan Kota Cimahi menghadapi Global Forces dan Internal Pressure yaitu kekuatan disruptif dari luar yang secara cepat merubah tatanan ekonomi global, yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi Kota Cimahi. Sementara Internal Pressure datang dari dalam organisasi pemerintahan seperti kurangnya kompetensi, proses pemerintahan tidak efektif, dan rendahnya kinerja.
“Untuk dapat mengatasi dampak Global Forces harus melakukan perubahan organisasi, melakukan langkah transformasi strategis, supaya / beradaptasi dengan baik terhadap perubahan global dengan terus berinovasi dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Tindak lanjut dari kompetisi, lanjut dia, Pemerintah Kota Cimahi akan menyusun pakta integritas untuk mengawal pengembangan inovasi yang terpilih. “Tetapkan target dan evaluasi capaian agar terukur. Karya inovator tidak berhenti hanya sebatas prototype saja, tapi bergerak ke arah pemanfaatan di masyarakat, baik untuk pelayanan publik maupun investasi komersial,” tegasnya.
Dicky berpesan pada seluruh kepala perangkat daerah agar bersemangat dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kota Cimahi. “Masyarakat menuntut peningkatan kualitas layanan publik menjadi lebih profesional atau impactful public service, terutama dalam mendukung transformasi pembangunan di Kota Cimahi. Perlu kita dorong dan wujudkan lewat pengembangan inovasi pelayanan masyarakat,” tandasnya. ***