BIPOL.CO, KOTA BANDUNG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, dan Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, dalam pertemuan dengan para kepala sekolah SD, SMP, SMA dan SMK (Negeri dan Swasta) se-Kota Bandung, menyepakati langkah bersama untuk menerapkan gerakan zero waste di lingkungan sekolah.
Inisiatif ini bertujuan agar tidak ada sampah yang keluar dari sekolah-sekolah di Kota Bandung, sebagai bagian dari langkah pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan menyeluruh.
Herman menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang dimulai dari sekolah.
“Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung, bersama para kepala sekolah, telah sepakat untuk melaksanakan gerakan zero waste. Artinya, sampah yang dihasilkan di sekolah harus dikelola dengan baik, tanpa ada yang keluar dari sekolah,” ungkap Herman di SMP Negeri 2 Bandung Jalan Sumatera, Senin, 21 Oktober 2024.
Gerakan ini diharapkan menjadi contoh yang dapat disosialisasikan lebih luas ke masyarakat.
“Saya yakin di bawah kepemimpinan pak Pj, Pak Sekda dan semua reng-rengan yang serius bahkan sangat serius menangani permasalahan sampah, Kota Bandung akan mampu mengelola sampahnya dengan baik,” puji Herman.
Dalam kesempatan yang sama, Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara menyampaikan, gerakan ini akan melibatkan anak-anak sekolah melalui pendekatan Merdeka Belajar.
“Anak-anak akan didorong untuk menjadi duta sampah di lingkungan sekitarnya. Mereka akan belajar dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bijak,” tuturnya.
Ada tiga peran utama yang ditekankan oleh Koswara untuk sekolah-sekolah di Bandung.
“Pertama, sekolah harus mendidik anak-anak sebagai duta sampah. Kedua, setiap sekolah harus berperan aktif dalam mengelola sampah mereka sendiri. Dan ketiga, manfaat dari pengelolaan sampah di sekolah harus dirasakan oleh lingkungan sekitar, dengan mengajak warga turut serta,” jelas Koswara.
Gerakan ini diharapkan dapat mendorong seluruh warga Kota Bandung untuk turut serta dalam pengelolaan sampah.
Gerakan zero waste di sekolah tidak hanya berdampak pada lingkungan sekolah, tetapi juga dapat mempengaruhi perubahan budaya pengelolaan sampah di masyarakat secara luas.**