BIPOL.CO, BANDUNG – Pasangan Calon Bupati Bandung Nomor Urut 2 Dadang Supriatna-Ali Syakieb menyampaikan sejumlah program dalam kampanye politiknya. Program yang akan digulirkan kedepan Pasangan Bedas Lanjutkan ini ada beberapa langkah dan rencana aksi diantarnya berupa pemberian Kartu Bedas Usaha.
Kartu Bedas Usaha ini, kata Dadang Supriatna, akan digulirkan kepada para pencari kerja, terutama para wirausaha muda dan kepada para pelaku UMKM melalui program Rp 100 miliar berupa pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.
“Pertama kita akan memberikan kartu Bedas Usaha, yang mana kartu ini diberikan kepada para pencari kerja, terutama para wirausaha muda dan juga kita beri kesempatan kepada para pelaku UMKM dengan program Rp 100 miliar program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan,” kata Dadang Supriatna saat memberikan keterangan pers, usai debat perdana yang di selenggarakan KPU Kabupaten Bandung di Sutan Raja, Soreang, Rabu (30/10) malam.
Kaitan debat pertama, Dadang Supriatna mengatakan, debat pertama ini menyuguhkan beberapa hal terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan infrastruktur yang berkelanjutan dengan menuju Kabupaten Bandung yang lebih maju dan unggul.
Kang DS menegaskan, program itu adalah kerja nyata, dan bukan hanya wacana yang tinggal melanjutkan apa yang sudah dilakukan, dan diraih pada saat ini. “Tentu ini harus kita tingkatkan dan kita lanjutkan. Insya Allah pertumbuhan ekonomi kita akan lebih stabil,” kata Kang DS, didampingi calon Wakilnya Ali Syakieb.
Dadang Supriatna mengatakan, dibuktikan dengan data, bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung saat ini 4,92 persen. Produk Domestik Regional Bruto/PDRB-nya juga meningkat jadi Rp 153 triliun. Ada peningkatan sekitar Rp 30 triliun yang tentunya ini bukan membuat program yang dikira-kira atau wacana, tapi sudah berjalan.
Kang DS menambahkan, kedepan pihaknya akan lebih fokus lagi membentuk 50.000 wirausaha muda dan lapangan kerja.
“Kita buktikan betul-betul dengan kerja nyata dan juga pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan segmen,” ucapnya.
Selain itu Kang DS berharap di setiap kecamatan ada rumah komoditi. Yang mana hasil para petani dan para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) ditampilan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Bandung.
“Bukan di satu titik, tapi tiap-tiap segmen atau tiap-tiap kecamatan dan nanti kita akan lihat baik perusahaan besar maupun plasma. Induk dan plasmanya harus betul-betul sinergi, sehingga antara plasma dan induk ini harus bisa saling mensupport. Inilah yang akan terjadi, pertumbuhan pertahanan ekonomi secara ekonomi mikro dan pada akhirnya ini akan berdampak pada IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kabupaten Bandung,” ungkapnya.
Menyinggung soal adanya anggapan kebohongan publik sebagaimana disampaikan Paslon nomor urut 1 dalam debat, Dadang Supriatna menegaskan, ia berbicara fakta. “Tadi saya menyampaikan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Bandung ini, kita berbicara fakta. Dari Rp 960 miliar menjadi Rp 1,5 triliun ini angkanya jelas. Semua fraksi di dewan mengetahui, APBD Kabupaten Bandung yang asalnya Rp 4,6 triliun jadi Rp 7,5 triliun itu di dalam angka. APBD kita sudah diketahui publik. Artinya tidak ada kebohongan publik,” ujarnya.
Menurut Dadang bila berbicara angka, tidak bisa memanipulasi atau menyampaikan tanpa jelas. Hanya saja, tuturnya, di sini perlu ada penekanan lagi bagaimana langkah kedepannya. “Misalnya tadi kaitan dengan IPM supaya meningkat dari 72 poin jadi 73,74 poin bukan hal yang mudah,” kata Dadang.
Hal itu, imbuhnya, berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang berdampak terhadap daya beli masyarakat. Saat ini sudah mencapai Rp 11 juta, sebelumnya Rp 10 juta per tahunnya atau per kapitanya.
Itu, katanya, dijadikan suatu dasar bagaimana untuk terus mendorong ekonomi yang pada akhirnya sesuai dengan UMK Kabupaten Bandung minimal misalnya Rp Rp 3,2 juta per bulan penghasilan dan ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan daya beli yang akan mendongkrak IPM Kabupaten Bandung.
Hal itu, ucap Kang DS, dibuktikan dengan angka kemiskinan di Kabupaten Bandung menurun. Inflasi di Kabupaten Bandung stabil di bawah rata-rata nasional dan provinsi.
“Tentu ini program sudah bagus. Tentunya harus dikemas lagi lebih bagus, dan ditambah tinggal pertumbuhannya ekonominya itu dengan cara pelatihan. Dengan menciptakan 50.000 wirausaha muda sudah terukur,” ucapnya.
Selain itu Kang DS juga menyampaikan akan memberikan 1000 orang setiap tahunnya kepada calon pekerja migran yang bekerjasama dan bekerja ke luar negeri, yang saat ini sudah berjalan. Kemudian pelatihan untuk ibu-ibu, sehungga pertumbuhan ekonomi akan cepat lanjut.
Kaitan materi debag kaitan mengenai pariwisata, pertumbuhan ekonomi, seniman, budayawan, menurut Kang DS, itu perlu kolaborasi. Yang tentunya ini disetiap lokus ini harus ada tempat yang betul-betul bisa mewadahi itu semua.
“Saya kira ini salah satu upaya untuk lebih maju lagi dan saya meyakini kalau program ini kita luncurkan, dan kita ada dua kartu yang akan kita suguhkan. Pertama Kartu Bedas Gema (Gerak Bersama), yang mana ini diperuntukan kepada penerima insentif dan BPJS Kesehatan ataupun Ketenagakerjaan. Kedua Kartu Bedas Usaha. Ada tiga segmen yang akan diberikan, yaitu pertama pelaku usaha, UMKM yang sudah berjalan dan kita berikan supporting dana atau pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Kedua, wirausaha muda dan ketiganya adalah untuk pencari kerja yang akan kita berikan perhatian,” tuturnya.
“Semuanya itu tidak asal menyampaikan program tanpa terukur. Insya Allah saya optimis dengan program yang kita suguhkan 57 program rencana aksi yang kita suguhkan dalam lima tahun yang akan datang, insya Allah akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bandung,” paparnya.
Sementara itu, Calon Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb mengatakan bahwa debat pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung ini merupakan pengalaman pertama bagi dirinya secara pribadi. “Saya juga banyak belajar juga dari Kang DS. Hatur nuhun pisan,” katanya.
Ali Syakieb mengatakan apa yang disampaikan itu berdasarkan pada fakta dan data yang sudah ada, jadi bukan sebuah karangan atau gagasan.
“Insya Allah menang di Pilkada 2024 akan melanjutkan program-program kedepan yang sudah bagus akan lebih dimaksimalkan lagi, dan yang kurang akan ditingkatkan lagi kedepan,” kata Ali.
Ia menyebutkan kaum milenial dan gen Z itu ada di angka 65 persen, sehingga mereka jangan hanya menjadi penonton, tetapi sebagai penentu kemenangan.
“Cuma permasalahannya itu milenial dan gen Z itu, apakah mereka tertarik dengan dunia politik? Kita menyerukan kepada milenial dan gen Z itu, tidak perlu jago politik, tapi mengerti dan tahu politik saja sudah bagus. Yang penting mereka mengerti, kalau mereka tahu dan mengerti politik akan berdampak mana yang terbaik untuk mereka dan mana yang terbaik untuk Kabupaten Bandung,” ujarnya.
Debat pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung ini dengan tema “Akselerasi Pembangunan Daerah yang Berkesinambungan dan Berorientasi kepada Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kabupaten Bandung yang Maju dan Unggul”.
Dadang Supriatna didampingi calon Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb dengan mengusung tagline Bandung Lebih Bedas. Selain itu turut mendampingi Ketua Relawan Bedas yang juga Anggota DPR RI Asep Romy Romaya, Sekretaris DPC PKB Kabupaten Bandung yang juga Anggota DPRD Kabupaten Bandung Tarya Witarsa, dan pihak lainnya.(Ads)