BIPOL.CO, BANDUNG BARAT – Langkah besar dilakukan oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung Barat dalam membuka peluang kerja internasional bagi warganya. Melalui program pemagangan dan penempatan tenaga kerja Indonesia ke Jepang, Disnakertrans berupaya menjawab kebutuhan tenaga kerja di Negeri Sakura sekaligus meningkatkan keterampilan para pemuda Indonesia.
Di ruang kerjanya yang nyaman, Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, dan Transmigrasi, Dewi Andhani, AKS, MSI, dengan penuh semangat menceritakan bagaimana kolaborasi antara Disnakertrans dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) telah berhasil mengirimkan sejumlah tenaga kerja terampil dari Kabupaten Bandung Barat ke Jepang.
“Kerja sama dengan LPK semakin intens. Saat ini, ada sekitar 150.000 lowongan pekerjaan yang tersedia di Jepang, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang diharapkan dapat mengisi kekosongan ini,” ujar Dewi Andhani saat diwawancarai Kamis (18/06/2025).
Dewi menjelaskan bahwa sejak tahun 2024, Disnakertrans Bandung Barat telah memberangkatkan 30 orang pekerja ke Jepang, dan pada tahun 2025 ini, sebanyak 20 orang lagi dipastikan akan diberangkatkan pada bulan September mendatang. Sebelum berangkat, para calon tenaga kerja ini menjalani pelatihan intensif selama enam bulan di LPK, yang mencakup bahasa Jepang, budaya, tata krama, dan keterampilan lainnya.
“Sebelum mereka berangkat, kita pastikan mereka siap secara mental dan teknis. Pemerintah daerah melalui Disnakertrans menyediakan anggaran untuk pelatihan ini, dan kemudian LPK bertanggung jawab atas pembinaan dan biaya pelatihan,” tambah Dewi.
Pelatihan di LPK tidak hanya meliputi keterampilan teknis, tetapi juga pelatihan terkait administrasi seperti pengurusan paspor, tiket pesawat, dan biaya kesehatan, dengan sistem kerja sama antara LPK, orang tua peserta magang, serta bank yang terlibat dalam proses tersebut.
Menurut Dewi, setelah magang selama tiga tahun di Jepang, pekerja yang menunjukkan kinerja baik dapat mendapatkan perpanjangan kontrak selama dua tahun, dan setelah itu, kesempatan perpanjangan kontrak selama delapan tahun. Setelah mencapai delapan tahun, pekerja pun diberikan kebebasan untuk membawa keluarga mereka ke Jepang.
“Pada tahun ini, kami memberangkatkan 20 orang yang sudah mendapatkan pekerjaan di Jepang. Setelah proses pendidikan selama enam bulan di LPK, mereka akan bersaing dengan pekerja dari negara lain untuk mendapatkan posisi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan, jika ada yang lebih cepat menyesuaikan, mereka bisa ikut serta lebih awal,” ungkap Dewi.
Meskipun tidak ada batasan usia untuk mendaftar, Dewi mengatakan bahwa Disnakertrans lebih memprioritaskan pemuda dengan rentang usia 18 hingga 25 tahun, karena usia ini dianggap sebagai usia produktif yang lebih siap menghadapi tantangan kerja di luar negeri.
Sementara itu, Disnakertrans Bandung Barat juga mengembangkan berbagai LPK di wilayah sekitar, termasuk LPK di Kecamatan Cihampelas yang saat ini sudah bekerja sama dengan Disnakertrans. Ke depannya, pencari kerja yang ingin bekerja ke luar negeri, khususnya ke Jepang, tidak perlu lagi menjalani pelatihan kerja di luar Kabupaten Bandung Barat, membuka lebih banyak kesempatan bagi warga setempat.
Dengan program ini, diharapkan tenaga kerja Indonesia, khususnya dari Bandung Barat, dapat meningkatkan keterampilan mereka dan meraih kesuksesan di Jepang, sambil memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah dan nasional.*)Bukhori