SERANG.bipol.co – Sudah tiga bulan lebih bencana tsunami menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. Sudah banyak pula upaya pemerintah daerah setempat, termasuk swasta berbenah memperbaiki kembali sarana dan prasarana yang rusak, bahkan hancur berantakan diterpa ombak.
Tepatnya 22 Desember 2018 adalah hari naas yang memilukan bagi warga Pandeglang dan Serang yang tinggal di dekat pantai. Ombak besar dengan ketinggian kira-kira 10 meter datang secara tiba-tiba menghantam seluruh sarana yang ada, sehingga tak satupun warga yang mampu menghindar dari bencana tersebut.
Korban hanyut hingga tewas di tempat, ada yang hanyut dan selamat, namun mengalami luka-luka berat hingga ringan. Ada juga yang hanya rumahnya rusak dihempas ombak sehingga harus mengungsi di tempat yang telah disediakan oleh pemerintah
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 31 Desember 2018 menyebutkan jumlah korban jiwa mencapai 437 orang. Sebanyak 14.075 orang mengalami luka-luka. Sementara 10 orang dinyatakan masih hilang. Kemudian 36.923 orang masih mengungsi.
Kerusakan menimpa 2.752 rumah, 92 penginapan (hotel) dan warung, dan 510 perahu/kapal rusak akibat tsunami. Sebanyak 147 kendaraan roda dua dan empat juga rusak. Lalu, satu dermaga dan satu shelter rusak.
Tidak ada cara lain yang dapat ditempuh pihak pemerintah setempat untuk memulihkan tempat yang sudah hancur berantakan tersebut, kecuali membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak tersebut, dan menata kembali ruang-ruang untuk rekreasi jika ingin sektor pariwisata tumbuh kembali.
Genderang dari pusat untuk memulihkan kembali sektor pariwisata di Banten tersebut sebenarnya sudah digaungkan sejak jauh hari oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya saat mengunjungi lokasi wisata terkena tsunami itu pada bulan Februari lalu.
Arief didampingi Bupati Pandeglang Irna Narulita bersama tim Kemenpar dan pemilik wisata Mutiara Carita Cotage Budi Pranata telah melihat lokasi di sekitar Pantai Carita, sekaligus membuka Jambore Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).
“Kami dari Kementerian Pariwisata siap mendukung kegiatan lokal di Banten. Tahun ini, sekitar 49 kegiatan untuk memulihkan pariwisata Provinsi Banten,” kata Arief Yahya.
Langkah awal pada waktu itu, digelar berbagai kegiatan seperti lomba mancing tradisional, lomba perahu hias, penampilan seni debus serta berbagai perlombaan lainnya yang melibatkan warga sekitar untuk mendorong kunjungan wisatawan ke pantai di Selat Sunda Banten itu.
Keseriusan pemerintah pusat untuk menyemarakkan kembali sektor pariwisata pantai dengan memberikan kemudahan kepada semua pihak yang terlibat, diantaranya mencabut larangan rapat di hotel serta meminta menurunkan harga tiket pesawat karena tingginya bahan bakar avtur.
“Larangan rapat di hotel-hotel itu kalau tidak dicabut dampaknya sangat besar. Syukur Alhamdulillah sudah diputuskan oleh Presiden untuk dicabut,” katanya. (ant)
Editor Deden .GP
Bantuan semua pihak