SUKABUMI,bipol.co – Perguruan Silat Maung Bodas Sukabumi meraih penghargaan Golok Day Award di Cilegon, Banten.
Penghargaan tersebut diterima langsung Guru Besar PS Maung Bodas, KH Fajar Laksana dalam Festival Golok Day yang digelar selama dua hari 4-5 Mei 2019.
Ini kali kedua PS Maung Bodas mengikuti festival tersebut. Beragam senjata pusaka yang dimiliki Museum Prabu Siliwangi ditampilkan, seperti golok, pedang dan belati.
Para pendekar silat dari berbagai negara Asia, Eropa dan Amerika juga hadir dan bersilahturahmi di antara mereka.
“Alhamdulillah pada acara itu saya mendapatkan penghargaan Golok Day Award sebagai ulama pendekar pelestari budaya Indonesia,” kata Guru Besar PS Maung Bodas yang juga Pimpinan Pesantren Dzikir Al-Fath, KHM. Fajar Laksana ketika dihubungi lewat telepon genggamnya, Minggu (5/5/2019).
Selain menerima penghargaan, Fajar diberi kesempatan untuk menampilkan jurus pencak silat khas PS Maung Bodas. Dia juga diangkat menjadi tamu kehormatan sekaligus narasumber untuk memaparkan hikayat Bedog Pawayangan yang ada di Museum Prabu Siliwangi miliknya.
Menurut dia, ada 5 bedog atau golok pewayangan yang dibuat untuk memberikan tanda atau simbol perkembangan atau perubahan budaya. Hadirnya budaya wayang yang diawali dengan wayang kulit kemudian wayang golek melahirkan inspirasi untuk membuat senjata berupa golok. Dari situlah muncul Bedog Pawayangan yang merupakan senjata milik para wali.
Bedog Pawayangan dan wali yang memegangnya terdiri dari Bedog Naga Mas (Sunan Muria), Bedog Parit Jalu (Sunan Bonang), Bedog Parit Bikang (Sunan Kali Jaga), Bedog Parit Banten (Syekh Maulana Mansyurudin), dan Bedog Kala Petok (Sunan Gunung Jati).
“Warga Sukabumi banyak yang belum paham tentang golok-golok pawayangan tersebut. Padahal kami menyimpan Kitab Golok Pawayangan,” ujar dia.
Fajar mengharapkan Pemkot Sukabumi dapat meresmikan Golok Pawayangan sebagai salah satu ikon Kota Sukabumi di bidang pergolokan. Museum Prabu Siliwangi, kata dia, telah mengorbitkan golok-golok tersebut sejak dua tahun yang lalu.**
Reporter: Firdaus
Editor : Herry Febriyanto