Pengamat: Sejak Awal Demokrat Bermain Dua Kaki Demi AHY

- Editor

Selasa, 14 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Foto/Rahmat Kurniawan

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Foto/Rahmat Kurniawan

BANDUNG,bipol.co – Upaya Partai Demokrat bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) besar kemungkinan terjadi. Pasalnya, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memerlukan posisi untuk menaikkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Demokrat serba tidak menguntungkan, hasil Pemilu yang minim perolehan suara. Sementara Partai Demokrat memerlukan posisi yang baik, karena memiliki tokoh yang hendak dijadikan ikon pengganti SBY, yakni AHY,” kata Pengamat Politik Universitas Telkom Bandung, Dedi Kurnia Syah saat dihubungi bipol.co, Senin (13/05/2019).

Dirinya melihat, bergesernya Partai Demokrat ke koalisi Petahana merupakan hal yang kemungkinan besar terjadi. Namun, bukan hal yang mudah bagi partai berlambang mercys itu untuk merangsek ke koalisi Petahana.

“Hal paling mungkin adalah dengan bergeser ke petahana, pilihan ini agar PD punya bargaining power. Hanya saja, secara politis kubu petahana terlalu besar untuk ukuran suara PD, sehingga perlu lobi politik lebih kuat agar diterima,” papar Dedi.

Sejak awal, Dedi mengamati jika Partai Demokrat melakukan poitik dua kaki. Hal itu terindikasi dari para kader yang tidak sepenuhnya berada di Koalisi Adil Makmur.

“Sejauh ini PD bahkan cenderung memainkan politik dua kaki. Hal ini terlihat dari beberapa kader PD di daerah justru berada di kubu petahana.Tidak mengagetkan jika di akhir masa penentuan pemenang Pemilu, PD berupaya bergeser ke kubu petahana,” katanya.

“Politik selalu dinamis, terlebih dengan konsep presidensil yang kita anut, sangat mungkin koalisi berpindah-pindah. Sementara kasus Koalisi Adil Makmur yang diprediksi tidak memenangi pemilu, sangat besar kemungkinan ditinggalkan anggota koalisi,” tambahnya.

Dampaknya, lanjut Dedi, Koalisi Adil Makmur tentu makin kehilangan keseimbangan sebagai oposisi. “Itu artinya berdampak pada politik parlemen jika kemudian petahana terlalu kuat, sementara politik ideal seharusnya ada keseimbangan antara oposisi dan pemerintah,” pungkasnya.**

Reporter : Rahmat Kurniawan
Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

KPU Jabar dan Kabupaten Bandung Touring Demokrasi Road to 27 November 2024
Kadin Kab.Bandung Barat Selenggarakan Dialog Terbuka Calon Bupati-Wakil Bupati
Bakesbangpol Kabupaten Bandung Ajak Ormas dan LSM Sukseskan Pilkada Damai, Masyarakat Tidak Golput
KPU Kabupaten Bandung Lakukan Bimtek Terhadap 314 Anggota PPK
Gun Gun Gunawan Minta Masyarakat Jangan Ragu untuk Melaporkan bila Terjadi Pelanggaran Pilkada
Melalui PAW, Agus Setiawan Resmi jadi Anggota DPRD Kabupaten Bandung Gantikan Gun Gun Gunawan
Legislator NasDem Imam Soetanto Harap Paslon Terpilih Perhatikan Generasi Muda untuk Berkarya
Atas Perintah Ketum, Agus Yasmin Tegaskan Kader NasDem Harus Menangkan Ilham Habibi dan Kang DS

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 08:28 WIB

KPU Jabar dan Kabupaten Bandung Touring Demokrasi Road to 27 November 2024

Kamis, 14 November 2024 - 13:41 WIB

Kadin Kab.Bandung Barat Selenggarakan Dialog Terbuka Calon Bupati-Wakil Bupati

Rabu, 13 November 2024 - 19:57 WIB

Bakesbangpol Kabupaten Bandung Ajak Ormas dan LSM Sukseskan Pilkada Damai, Masyarakat Tidak Golput

Selasa, 12 November 2024 - 20:23 WIB

KPU Kabupaten Bandung Lakukan Bimtek Terhadap 314 Anggota PPK

Senin, 11 November 2024 - 14:04 WIB

Gun Gun Gunawan Minta Masyarakat Jangan Ragu untuk Melaporkan bila Terjadi Pelanggaran Pilkada

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB