BANDUNG,bipol.co – Pengamat Komunikasi Politik Unikom Bandung, Adiyana Slamet menilai desakan KLB Partai Demokrat adalah upaya untuk ‘memahalkan’ posisi tawar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam panggung politik nasional.
Dijelaskannya, dalam kurun waktu beberapa waktu ke belakang, nama AHY kencang diperbincangkan untuk menggantikan trah SBY dalam kancah perpolitikan nasional. Terlebih, AHY juga telah ‘diuji coba’ dalam Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017.
“Uji coba tersebut bukannya tanpa alasan. SBY telah mempersiapkan betul AHY dalam pertarungan-pertarungan politik,” jelasnya kepada bipol.co melalui pesan singkat, Jumat (14/06/2019).
Selain itu, Adiyana melihat Partai Demokrat seolah akan meninggalkan koalisi pendukung Prabowo-Sandi dan sinyal kuatnya merapat ke Joko Widodo (Jokowi). Tentunya, keputusan tersebut harus diimbangi dengan seberapa strategis posisi AHY di Partai Demokrat.
Adiyana melihat, wacana evaluasi hingga desakan KLB di tubuh Partai Demokrat sebagai langkah yang belum perlu dilakukan. Sebab, sampai saat ini belum terdapat hal krusial yang begitu penting untuk dibahas dalam KLB.
“Ini bagian dari konflik kecil di tubuh Partai Demokrat, terlebih yang mendesak KLB adalah politisi senior partai tersebut, penyelamatan partai sebagai isu saya pikir sah-sah saja,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah para pendiri dan senior Partai Demokrat mendesak segera dilakukan KLB untuk mengganti posisi ketua umum SBY. Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua menyebut, sosok yang cocok menggantikan SBY adalah AHY.**
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto