BANDUNG,bipol.co – Pengamat Komunikasi Politik Unikom Bandung, Adiyana Slamet menilai desakan KLB Partai Demokrat untuk mengganti kepemimpinan SBY adalah konflik kecil di tubuh partai tersebut. Terlebih, yang mendesak KLB tersebut adalah para pendiri dan senior Partai Demokrat.
Dijelaskannya, dorongan agar AHY menjadi ketua umum menggantikan SBY dinilai terlalu cepat dilakukan dan kemungkinan akan merugikan Partai Demokrat. Sebab, jika AHY didapuk menjadi pimpinan, tentunya akan membuat kader-kader Partai Demokrat merasa dilangkahi.
“Politik ‘trah’ mengindikasikan jika di Indonesia, partai belum modern dengan memegang prinsip kaderisasi yang normal dan proporsional,” terang Adiyana kepada bipol.co melalui pesan singkat, Jumat (10/06/2019).
Sementara terkait ungkapan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua yang menyebut KLB sebagai upaya menyelamatkan marwah partai dari kader-kader pembuat gaduh. Adiyana menyebut terdapat AD/ART dan kode etik partai yang bisa diterapkan.
“Kalau masalah tiga politisi yang diidentifikasi melakukan hal yang merugikan partai, harusnya para senior membahasnya dengan ketua umum dan jajarannya,” ujarnya.
Namun, penyelamatan partai sebagai isu yang digaungkan memang sah dilakukan, tetapi bahasa evaluasi hingga KLB dinilai belum perlu dilakukan. Terlebih, sampai saat ini tidak ada hal krusial di tubuh Partai Demokrat yang begitu penting untuk dibahas dalam KLB.
“Kalau memang mereka (kader-kader) Partai Demokrat melanggar kode etik sanksi yang diberikan tidak harus melalui KLB,” kata dia.**
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto