JAKARTA, bipol.co – PDIP menepis isu liar keretakan hubungan antara sang Ketum, Megawati Soekarnoputri, dan Ketum NasDem, Surya Paloh. PDIP menegaskan hubungan keduanya baik-baik saja.
“Tidak ada (keretakan),” kata Wasekjen PDIP, Eriko Sotarduga, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
“Janganlah kita melihat karena satu pertemuan kemudian di situ tidak ada PDIP kemudian berpikir ada hal lain, tidak ada. Tidak ada sama sekali,” imbuh dia.
Isu renggangnya hubungan Paloh dengan Mega berawal dari pertemuan empat ketua umum Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pada Senin (22/7). Kala itu, Paloh menggelar pertemuan dengan Ketum Golkar; Airlangga Hartarto; Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin); dan Plt. Ketum PPP, Suharso Monoarfa di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakpus.
Dalam pertemuan itu, Mega atau perwakilan dari PDIP sama sekali tidak hadir. Saat itu disebutkan pertemuan antarketum partai tersebut dalam rangka menyolidkan koalisi.
Eriko menjelaskan saat itu sang ketum sedang berada di luar kota, sehingga tidak bisa ikut dalam pertemuan tersebut. Namun, kata dia, para ketum koalisi sebelumnya telah menginformasikan kepada Megawati tentang pertemuan itu.
“Ini ‘kan seperti Beliau berulang tahun itu ‘kan juga spontan. Nah kebetulan Ibu Ketua Umum kami sedang berada di luar kota dan menuju mau kembali ke Jakarta. Jadi sebenarnya ini ‘kan spontanitas-spontanitas saja dan itu sudah disampaikan oleh ketua umum-ketua umum partai bahwa mereka ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pak Surya Paloh,” tuturnya.
Pada Rabu (24/7), Megawati pun menggelar pertemuan dengan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakpus. Pada saat bersamaan, Paloh bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di kantor DPP NasDem.
Saat ditanya kapan Megawati akan mengundang Surya Paloh, Eriko mengatakan sang ketum berniat mengundang semua parpol koalisinya. Dia tidak ingin timbul kecemburuan hanya karena mengundang salah satu ketum parpol koalisi.
“Nanti ‘kan dengan semua ketua umum. Nanti kalau diundang Beliau secara khusus yang lain koalisi kenapa hanya Beliau, nah nanti ya saya nggak bisa memaksakan Beliau masak nasgor (nasi goreng) lagi. Karena memasak nasi goreng saya tahu persis persiapannya sampai beberapa waktu itu untuk mempersiapkan,” tutur Eriko.
“Nah doa saya dalam waktu dekat ketua-ketua umum seluruh Koalisi Indonesia Kerja diundang Beliau dan kami juga bisa menikmati nasi goreng yang kami rindukan itu,” sambung dia.**
Editor: Hariyawan