Suniti, Sekolahkan Anak Hasil Mengais Sampah

- Editor

Rabu, 6 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suniti (63) saat mengais sampah di TPA Cikundul.(foto/dok.bipol.co)

Suniti (63) saat mengais sampah di TPA Cikundul.(foto/dok.bipol.co)

SUKABUMI,bipol.co – Bagi Suniti (63), perjalanan waktu sepanjang 39 tahun tidak terasa. Selama waktu hampir empat dasa warsa, warga Kampung Joglo, Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi itu mengais rezeki dari tumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Cikundul.

Dari perjuangan dan kerja kerasnya di tengah lautan sampah, Suniti bersama suaminya bisa membangun rumah dan menyekolahkan anak-anaknya.

“Memang berat mengandalkan penghasilan dari mengais sampah. Penghasilan kami tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang layak. Kami pun harus gali lubang tutup lubang,” kata Suniti ketika ditemui di tengah kegiatan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di TPA Cikundul, Rabu (6/3/2019).

Suaminya sendiri bekerja sebagai sopir armada pengangkut sampah di TPA Cikundul. Perpaduan pekerjaan pemulung sampah dan sopir pengangkut sampah dalam keluarga Suniti tidak menjadikannya hidup berkecukupan.

“Sampah menjadi andalan hidup saya untuk bisa hidup dan menafkahi keluarga,” tuturnya.

Sebagaimana jalur kehidupan lainnya, menjalani usaha pemulung sampah banyak suka dan sukanya. Di antara suka yang pernah dialaminya, Suniti pernah menemukan perak seberat 3 gram di tengah tumpukan sampah. Dia menjual perak tersebut ke pasar untuk dibelikan makanan.

Dalam sehari Suniti bisa mendapatkan sampah untuk dijual kembali ke pemasok sebanyak 30-40 kg. Sampah-sampah tersebut disimpan dan setelah satu minggu dijual ke pengumpul. Jenis sampah yang laku dijual antara lain plastik, kaleng susu bekas, besi, dan logam lainnya. Bukan hanya Suniti, anak-anaknya pun sudah lama ikut membantu keluarga menjadi pemulung sampah.

Karena hasil dari pejualan sampah diperoleh mingguan, Suniti sering kasbon ke pemasok untuk makan sehari-hari keluarganya. “Biar tetap hidup, saya suka kasbon ke pengumpul untuk membeli beras dan lauk-pauk. Gajiannya seminggu sekali, jadinya gali lubang tutup lubang,” ujarnya.[Fir]

Berita Terkait

Tanggulangi Stunting, Pemkot Cimahi Salurkan Beras Fortifit untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Pemerintah Kabupaten yang Informatif
BPBD Kota Cimahi Gelar Kegiatan Sekolah/Madrasah aman Bencana (SMAB)
Satpol PP Kota Cimahi Sita Puluhan Ribu Batang Rokok Ilegal
Dikky: TPS3R Salah Satu Solusi Permasalahan Sampah di Cekungan Bandung
252 PNS Purna Bhakti, Pj Wali Kota Bandung Ucapkan Terima Kasih Atas Dedikasi Selama Ini
HARI PANGAN SEDUNIA, DKPP Jabar Akan Diseminasi Pangan Lokal dan Kampanye Stop Boros Pangan
Pemkot Cimahi Apel Gelar Pasukan Siaga Darurat Bencana Geo-Hidrometeorologi

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 14:41 WIB

Tanggulangi Stunting, Pemkot Cimahi Salurkan Beras Fortifit untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Jumat, 15 November 2024 - 19:47 WIB

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Pemerintah Kabupaten yang Informatif

Kamis, 14 November 2024 - 17:43 WIB

BPBD Kota Cimahi Gelar Kegiatan Sekolah/Madrasah aman Bencana (SMAB)

Kamis, 14 November 2024 - 14:50 WIB

Satpol PP Kota Cimahi Sita Puluhan Ribu Batang Rokok Ilegal

Kamis, 14 November 2024 - 07:56 WIB

Dikky: TPS3R Salah Satu Solusi Permasalahan Sampah di Cekungan Bandung

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB