“Untuk membangun huntap, jadi sebelum ‘land clearing’ (pembersihan lahan), kita bersihkan dulu pohon-pohonnya,” ujar Bupati Bogor, Ade Yasin usai secara simbolis merobohkan pohon kelapa sawit menggunakan alat berat, Rabu (19/2).
Ratusan pohon itu berdiri di lahan seluas 3,8 hektare yang rencananya dibangun sebanyak 223 unit hunian tetap (huntap). Pembangunan huntap digarap langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan anggaran sekitar Rp50 juta untuk setiap satu huntara.
Namun, politisi PPP itu menganggap lahan 3,8 hektare masih jauh dari kebutuhan yang diperkirakan mencapai 2.000 huntap. Hal itu membuat ia kembali mengajukan ke PTPN VIII Cikasungka untuk memperluas area relokasi menjadi 28,02 hektare.
Di samping itu, Pemkab Bogor juga mengajukan pembangunan 400 unit huntap di Desa Urug Kecamatan Sukajaya dengan luas lahan 10,3 hektare yang juga masih milik PTPN VIII Cikasungka.
“Di Sukajaya hanya sebagian kecil karena beberapa wilayah di Sukajaya tak boleh dibangun karena masuk zona merah seperti Desa Cileuksa, Cisarua dan Pasir Madang,” kata Ade Yasin.
Berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1) itu menyisakan 14.010 pengungsi dari empat kecamatan. Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya sebanyak 9.926 orang, Kecamatan Nanggung sebanyak 3.121 orang dan Kecamatan Jasinga sebanyak 41 orang.
Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat dan 517 orang mengalami luka ringan. (net)