Penandatanganan kesepakatan bersama itu dilakukan di Ruang Aula Markas Besar Badan Keamanan Laut, Jakarta, Jumat, disaksikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, dan Kepala Badan Keamanan Laut, Laksamana Madya TNI Aan Kurnia.
Kemudian, TNI, Kepolisian Indonesia, Badan Keamanan Laut, PT Pertamina (Persero), Aliansi Nelayan Indonesia, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, dan Kelompok Nelayan Mandiri.
“Untuk menjaga keutuhan teritori dan membangun kehidupan ekonomi di Laut Natuna, telah melakukan penandatanganan naskah kerja sama, kesepakatan untuk bersinergi di dalam melaksanakan tugas-tugas sehingga tidak terjadi tumpang-tindih atau tidak terjadi kekosongan penanganan,” katanya.
Mahfud menegaskan pentingnya sinergitas dalam pengelolaan kelautan karena adanya banyak lembaga sehingga dengan adanya kesepakatan ini nanti akan ditangani secara berbagi dan bersinergi.
“Selama ini kita kurang hadir di sana sehingga kita meningkatkan volume kehadiran di perairan kita, baik di perairan teritori, maupun di perairan hak berdaulat, ZEE sampai ke laut lepas,” katanya.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan di wilayah kedaulatan Indonesia dan hak berdaulat Indonesia atas pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan di ZEE Indonesia,” katanya.
Pada saat serah-terima jabatan dan tanggung jawab, Kurnia menyatakan akan meningkatkan kehadiran fisik personel-personelnya di Laut Natuna Utara sebagai penanda kehadiran negara di sana. (net)