SUKABUMI, bipol.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi tampung aspirasi masyarakat mengenai penanggulangan bencana berdasarkan hasil Musrenbang tingkat Kelurahan dan Kecamatan yang ditindaklanjuti melalui Forum Perangkat Daerah (FPD), Kamis (27/2/2020), di Hotel Santika.
Ditemui wartawan, Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Asep Suhendrawan, mengatakan beberapa usulan kegiatan yang akan dilaksanakan pada 2021 dengan sumber anggaran bukan hanya dari APBD Kota, Provinsi, maupun APBN, akan tetapi dimungkin bisa melalui CSR untuk kegiatan yang sifatnya penanggulangan bencana.
“Pada FPD ini kita tidak terlalu fokus di anggaran, tapi bagaimana kita menyerap kebutuhan dari masyarakat khususnya dibidang penanggulangan bencana. Ada tiga kategori usulan baik dari prabencana, tanggap darurat, maupun di pasca bencana,”kata Asep didampingi Kasi Pemadam Kebakaran, Iskandarsyah.
Kaitan dengan cuaca saat ini, kata Asep, dari 248 kejadian bencana selama 2019 banyak diakibatkan oleh bencana hidrometeorologi, bencana yang diakibatkan oleh cuaca di saat musim kemarau atau musim hujan. Bulan Februari cuaca sudah memasuki puncak musim hujan, di Kota Sukabumi sendiri kata Asep, BPBD sudah melakukan antisipasi dengan melakukan kesiapan-kesiapan, baik dari SDM maupun peningkatan sarana dan prasarana. Dampak dari bencana cuaca, seperti bencana longsor, banjir, cuaca ekstrem, puting beliung dan dampak lainnya.
“Termasuk antisipasi ke beberapa wilayah yang masuk kategori mempunyai ancaman tinggi di jenis bencana longsor dan banjir,”jelas Asep.
Untuk bulan Maret sendiri berdasarkan perkiraan BMKG, masih puncak musim hujan, meskipun intensitasnya agak menurun. Asep tetap mengimbau kepada masyarakat tetap waspada dan siaga bencana tidak melihat itu musim hujan atau kemarau, karena bencana tidak bisa diduga.
Pada saat FPD digelar, terjadi kebakaran di Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang. Kata Asep, hal tersebut tidak terfokus pada cuaca hujan yang mengakibatkan terjadinya kebakaran.
“Jangan berasumsi musim hujan bisa terhindar dari kebakaran, karena yang terjadi akibat kelalaian arus listrik,”ucapnya.
Sementara itu, Kasi Damkar, Iskandarsyah, menerangkan masyarakat diminta untuk bisa mengurangi risiko bencana. BPBD tidak bisa sepenuhnya menanggulangi bencana tanpa ada keterlibatan dari masyarakat.
“Pada FPD untuk tahun depan kita sama-sama membahas tentang bagaimana cara mengurangi risiko bencana. Kebakaran yang diakibatkan oleh konslet listrik, sering kita laksanakan sosialisasi dengan masyarakat, tentang standard nasional kabel listrik juga kita sampaikan,”kata Iskandar.
Kebakaran yang terjadi di Kecamatan Citamiang terjadi karena konsleting listrik, akibat charge handphone menempel yang mengakibatkan terbakar.**
Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan