SUKABUMI, bipol.co — Proses belajar di rumah sudah berjalan kurang lebih hampir satu bulan. Orangtua dipaksa harus menjadi guru di rumah dengan cara membimbing dan mendampingi anak-anaknya ketika mendapat tugas dari para guru, yang dikirim melalui gadget. Setiap bangun pagi, para ibu langsung melihat tugas-tugas tersebut, dan langsung membangunkan anak-anaknya untuk mengerjakan tugas tersebut. Bahkan rutinitas ibu-ibu yang biasanya menyediakan sarapan pagi pun terkesampingkan dahulu sebelum tugas selesai.
Entah sampai kapan kondisi belajar di rumah akan terus berjalan, hingga dinyatakan kondisi aman dari pandemi Covid-19. Sebagian orangtua yang gaptek terhadap teknologi dan tidak memiliki gadget, mereka pun hanya bisa mengeluh, khawatir anak-anaknya ketinggalan pelajaran dan tidak mendapat nilai.
“Kasihan memang bagi sebagian orangtua yang gaptek, apalagi tidak memiliki gadget. Mau tidak mau harus belajar teknologi karena tugas dari sekolah semua dikirim melalui gadget, seperti saya yang belajar ke suami,” kata Raisa (43), warga Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Sukabumi, kepada wartawan, Rabu (15/4/2020).
Raisa hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini, di tengah pandemi, lebih harus memperhatikan anak-anaknya agar mau bermain di rumah dan belajar di rumah.
Diakuinya, agak jenuh dengan rutinitas setiap hari yang harus memutar otaknya untuk menyelesaikan tugas anak dari para guru.
“Setiap hari itu tugasnya bermacam-macam, mulai harus bikin video kegiatan anak, belum lagi sekarang setiap pagi harus nonton salah satu stasiun televisi anjuran Kemendikbud dan Disdikbud. Bosan juga karena otak harus bekerja belum ditambah dengar berita penderita Covid-19 terus bertambah,” ujarnya.
Sementara itu, dihubungi melalui pesan WhatsApp, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi, Hj. Nike Siti Rahayu, mengatakan dinas selalu mengevaluasi sekolah tentang proses belajar mengajar (PBM). Sejauh ini belum ada keluhan dari orangtua ke sekolah tentang pembelajaran tugas sekolah melalui gadget.
“Tidak ada keluhan yang kami terima sampai sejauh ini, proses PBM sendiri sesuai dari Kemendikbud yang ditindaklanjuti melalui surat dinas ke sekolah-sekolah,” kata Nicke.
Lanjut Nicke, pihak Disdikbud juga telah memberikan imbauan ke pihak sekolah, yaitu bagi orangtua siswa yang tidak memiliki gadget, anaknya tetap bisa mengerjakan tugas melalui laporan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Imbauan Disdikbud tersebut berlaku untuk sekolah se-Kota Sukabumi agar bagi para orangtua siswa tidak menjadi beban.**
Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan