BANDUNG, bipol.co – Berangkat dari kekhawatiran terhadap caleg yang maju ke kancah politik praktis, Siyasah Institut menghadirkan caleg dalam diskusi politik untuk mengedukasi masyarakat.
“Yang saya perhatikan banyak praktisi politik itu seolah-olah ketika musimnya pesta demokrasi mereka kampanye tapi tidak mengetahui permasalahan yang ada di masyarakat. Nah justru dengan hadirnya siyasah institut ini dapat mengedukasi masyarakat dan caleg yang mencalonkan atau yang sudah berpengalaman, bisa disebut media ruang publik untuk belajar politik,” kata Rosihan Fami selaku penggagas Siyasah Institute kepada bipol.co di Warung Sigab, Jl. Ciganitri no 2, Kab. Bandung, Kamis (20/02/2019).
Fahmi menambahkan komunitas tersebut digagas seminggu yang lalu oleh A Zaki Mubarok, Salman Alfarizy dan Rosihan sendiri sebagai bentuk reaksi atau preventif terhadap iklim politik hari ini.
“Saya khawatir temen-temen yang maju dalam kancah politik praktis itu tidak punya bekal, atau mungkin mereka secara pribadi punya kapasitas, cuman dalam media pembelajaran ini kita bisa saling mengingatkan saling memberikan pencerahan satu sama lain,” katanya.
Rosihan berencana diskusi politik tersebut tidak hanya digelar pada musim pesta politik menuju pilpres 2019, namun pasca pemilu 2019, diskusi tersebut akan tetap digelar. Menurutnya diskusi politik pasca pesta politik akan lebih seru, lantaran akan menghadirkan Caleg yang gagal, dan Caleg yang sukses dalam menduduki jabatan.
“Nah bahkan kami melakukan ini mudah-mudahan tidak hanya sekarang pada saat musim pesta politik, tapi insya allah pasca pesta demokrasi 17 april, kegiatan ini terus berlanjut. Dan kita akan panggil temen-temen caleg yang entah itu gagal dalam menduduki jabatan atau yang telah berhasil, karena kita bisa belajar dari 2 sudut itu” katanya. **
Reporter : Rizki Agustian
Editor : Ude D Gunadi