SOREANG, Bipol.co | PT Citra Bangun Selaras (CBS) mengalami kenaikan aset sebesar 321%. Perbaikan aset Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkab Bandung ini terjadi perubahan drastis sejak satu tahun setengah atau sejak pergantian direksi yang baru.
“Ada sebuah prestasi dimana kami kan baru 1 tahun setengah di CBS menjadi direksi, sudah terjadi perbaikan yang cukup signifikan, hari ini kita mengalami kenaikan aset sebesar 321%, tanpa adanya penyertaan modal dari pemerintah daerah,” kata Direktur Utama PT CBS, Adhitiya Yudhistira, di sela acara hari jadi ke 10, PT CBS Kabupaten Bandung dan santunan terhadap sekitar 50 anak yatim piatu, di lantai atas Pasar Ikan Modern (PIM) Kabupaten Bandung, Jalan Gading Tutuka, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (11/1/2021).
“Terakhir kita menerima penyertaan modal itu tahun 2014, jadi bisa dibayangkan oleh teman-teman media, bagaimana perjuangan kami selama 1 tahun ini untuk mencapai perbaikan bagi CBS, sebagai perusahaan daerah,” tuturnya.
Hingga usia genap 10 tahun, papar Adhitiya, sampai tahun buku 2020, serta berdasarkan laporan audit keuangan, PT CBS berhasil mencetak laba hampir Rp 7 miliar atau tepatnya sebesar Rp 6,85 miliar.
Laba sebesar itu, lanjut Adhitiya, diperoleh dari trading usaha yang selama ini dilakukan, seperti perikanan dan pangan.
Keberhasilan tersebut, papar dia, juga tak lepas dari intervensi Pemerintah Kabupaten Bandung. Sehingga CBS bisa kembali sembuh. “Saya berangkat bukan hanya dari nol, tapi dari minus. Tahun 2019 itu kami tidak bisa setor divident karena kondisi kami rugi, sekarang laba yang disetor alhamdulillah mencapai Rp 7 miliar. Tentu nanti pada bulan Maret 2021, Insya Allah kita mengadakan rapat umum pemegang saham(RUPS) tahunan,” ujarnya.
Dalam RUPS tersebut, imbuh dia, akan disepakati berapa deviden yang akan dibagikan dan berapa laba yang ditahan. “Karena tadi saya cerita, kita kan berangkat dari minus, kalau seandainya labanya langsung disetorkan semua, kami juga kan butuh modal kerja tahun depan. Namun tahun depan, tentu kami akan menyepakati berapa jasa-jasa yang akan dibagikan sebagai bentuk penghargaan kepada teman-teman karyawan, karyawati CBS selama 1 tahun ini,” katanya.
Dalam pengembangan kedepan, ujar Adhitiya, CBS memiliki tiga pilar pengembangan. Yaitu perdagangan, utilitas dan pengembangan kawasan.
“Sekarang kita mulai, bagaimana caranya bisa menciptakan produk-produk pangan lokal di Kabupaten Bandung, dengan menampung produk-produk hasil Aspartan dan Gapoktan.Target pasarnya, ya minimal kita kerjasama Pemerintah Kabupaten Bandung, dengan harapan ASN bisa beli sembako jangan kemana-mana, ke CBS dulu,” ucapnya.

Pihaknya juga, kata Adhitiya, tetap fokus pada trading perikanan. Karena konsumsi ikan di Bandung Raya, didominasi oleh Kabupaten Bandung. “Jadi dengan adanya pasar ikan modern ini kami harapkan menjadi pusat distribusi ikan di Bandung Raya. Sekarang sudah mulai berjalan, seperti pertama di BPNT (batuan pangan non tunai). Atas protein hewani itu kami mensosialisasikan ke teman-teman penyalur dan teman-teman supplier BPNT, agar untuk protein hewaninya menggunakan ikan dari kami. Kemudian juga sudah dilakukan pada Bansos pangan yang kemarin, kami menjadi penyedia atau menjadi pihak ketiga pengadaan bantuan pangan di Kabupaten Bandung,” ungkapnya.
Adhitiya juga mengatakan, di awal kepemimpinannya, CBS telah melakukan MoU dengan PT Adhikarya untuk pembangunan IPAL terpadu. “Hanya saja karena situasi pandemi sehingga agak sedikit delay, tapi kita terus jalan untuk program itu,” ucapanya.
Kemudian CBS juga akan mengembangkan program perumahan bagi ASN. “Yang katanya sudah berpuluh-puluh tahun di Kabupaten Bandung ini impian punya perumahan belum terwujud. Kami sedang mencoba berikhtiar untuk mengeksekusi program itu di tahun 2021,” kata Adhitiya.
Kaitan penyertaan modal dari Pemkab Bandung, menurut Adhitiya, CBS lebih akomodatif, diharapkan bukan berupa uang, tapi lebih penyertaan berupa aset yang dimiliki Pemkab Bandung untuk dikelola CBS.
“Kita tahu, aset di Kabupaten Bandung ini ada sekian ratus yang idle yang tidur, kan sayang. Sebaiknya serahkan ke kami untuk dikelola. Kita kerjasama dengan investor atau pihak ketiga. Sebagai contoh, kita tahu kita punya aset lumayan besar 6000 M2 di Kota Bandung, di belakang Pendopo Balong Gede, ya kalau bisa itu saja serahkan ke kita,” kata dia. (deddý)
Redaktur: Benz