JAKARTA, bipol – Nilai tukar rupiah pada Rabu menguat didorong keyakinan pelaku pasar akan tercapainya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Rabu (20/2/2019), mengatakan, dolar melemah terhadap hampir semua mata uang kuat utama dunia. Hal tersebut didorong oleh ekspektasi investor bahwa akan tercapai kesepakatan perdagangan antara AS-China dalam perundingan perjanjian perdagangan berikutnya.
“Permintaan dolar sebagai aset ‘safe haven’ melemah dan mendorong penguatan yuan China yang meningkat tadi malam. Rupiah kemungkinan besar menguat seiring penguatan yuan terhadap dolar tersebut,” ujar Ahmad.
Para pelaku pasar masih mengamati perundingan dagang antara AS dan China yang merupakan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Pembicaraan sebelumnya di Beijing berakhir dengan kesepakatan, oleh sebab itu para pelaku pasar masih mengikuti pembicaraan lanjutan di Washington ini.
Sentimen positif datang dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan pembicaraan perdagangan dengan China berlangsung baik dan menambahkan bahwa tenggat waktu (deadline) Maret kemungkinan akan diundur.
Selain itu, para pelaku pasar juga menantikan risalah hasil pertemuan dewan rapat kebijakan bank sentral AS atau Federal Open Market Committee (FOMC).
Ahmad memperkirakan, pada hari ini rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.000 per dolar AS hingga Rp.14.050 per dolar AS.
Hingga pukul 9.51 WIB, nilai tukar rupiah masih bergerak menguat 50 poin menjadi Rp14.053 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.103 per dolar AS.(ant)