JAKARTA, bipol.co – Facebook kembali dikritik atas keamanan data pengguna meskipun mereka sudah menambah berbagai fitur untuk memperketat keamanan di platform mereka agar tidak terjadi kebocoran.
Kritik terbaru datang dari bos Emojipedia, Jeremy Burge, yang menemukan beberapa hal tentang verifikasi dua langkah atau two-factor authentication di Facebook. Burge melalui akun Twitter @jeremyburge membeberkan temuannya dalam ulasan tentang verifikasi dua langkah yang dinilai mencurigakan.
Two-factor authentication selama ini dikenal sebagai perlindungan berlapis ketika masuk atau log in ke akun Facebook. Jika pada log in biasa pengguna akan langsung masuk ke platform media sosial tersebut, melalui verifikasi dua langkah, Facebook akan mengirim kode ke nomor ponsel dan pengguna harus memasukkan kode tersebut agar dapat masuk. Metode ini juga digunakan untuk Instagram.
Mengutip laman Phone Arena, Facebook menggunakan nomor ponsel tersebut agar akun dapat ditemukan oleh teman, dan merupakan setelan tetap atau “by default”. Pengguna internet bisa mencari nomor ponsel di Facebook dan akan tersambung dengan nama dan informasi lainnya di akun tersebut.
Padahal, pengguna mengaitkan nomor ponsel ke Facebook untuk verifikasi dua langkah atau two-factor authentication. Burge menyatakan saat pertama kali memperkenalkan fitur menambahkan nomor ponsel, Facebook tidak pernah menyebutkan “and more” atau “lainnya”.
Setelan tetap berarti pengguna tidak bisa mematikan fitur orang lain namun dapat melihat akunnya melalui nomor ponsel. Tapi, pengguna bisa membatasi informasi apa saja yang bisa dilihat orang lain dengan membatasi siapa saja yang bisa melihat informasi tersebut.
Caranya, di menu pengaturan batasi informasi hanya dapat dilihat oleh “teman” (friends) bukan “semua orang” (everyone). Facebook disinyalir juga membagikan nomor ponsel tersebut di antara platform Instagram dan WhatsApp, bahkan dicurigai nomor ponsel juga jatuh ke tangan pengiklan.