Global Wakaf ACT Bangun Sumur di Gunungkidul

- Editor

Selasa, 5 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GUNUNGKIDUL,bipol.co – Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yoyakarta, membangun sumur wakaf di Dusun Plembutan Barat, Desa Plembutan, Kecamatan Playen Gunung Kidul sebagai persiapan untuk mengantisipasi potensi kekeringan saat tiba musim kemarau.

Koordinator Program Sumur Wakaf Kharis di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan ACT akan terus membangun sumur wakaf walaupun sudah masuk musim hujan karena di Gunung Kidul selalu terjadi kekeringan ketika musim kemarau.

“Dengan adanya keberadaan sumur wakaf ini, masyarakat yang biasanya mengalami kesusahan mendapat air bersih, tahun ini sudah lebih lega karena di dusun mereka sudah ada sumber air bersih, yang semoga akan terus mengalir meski memasuki musim kemarau,” kata dia.

Menurut dia, kendala mengebor di area Gunung Kidul adalah jenis tanahnya yang didominasi bebatuan sehingga cukup sulit untuk ditembus mata bor dan tekstur tanahnya yang berongga, sehingga kadang menghabiskan puluhan air truk tangki untuk satu kali pengeboran.

Hingga saat ini sudah ada 18 titik sumur wakaf di area DIY untuk membantu mengatasi masalah kekeringan air bersih.

Sumur bor yang dibangun di Dusun Plembutan Barat, Desa Plembutan, Kecamatan Playen ini, kata dia, dibangun di atas tanah wakaf Masjid Baiturrahman dan diharapkan dapat membantu keperluan dan aktivitas masjid serta warga setempat.

“Ketika musim kemarau kesusahan memperoleh air bersih, sumur-sumur gali sudah mengering dan PDAM hanya mengalir sekali dalam sepekan, bahkan ketika musim kemarau tahun kemarin cukup lama tidak mengalir,” kata ketua RW setempat, Sunardi.

Menurut dia, sumur bor yang dibangun oleh Global Wakaf-ACT DIY ini adalah sumur bor pertama yang dibangun di Dusun Plembutan.

“Ke depannya pemanfaatan sumur ini tidak hanya untuk kebutuhan dan aktivitas masjid, tapi juga untuk kebutuhan dan aktivitas sehari-hari warga, seperti air minum, minum ternak, dan juga untuk mengaliri perkebunan masyarakat,” kata Sunardi.[ant]

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB