GUNUNGKIDUL,bipol.co – Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yoyakarta, membangun sumur wakaf di Dusun Plembutan Barat, Desa Plembutan, Kecamatan Playen Gunung Kidul sebagai persiapan untuk mengantisipasi potensi kekeringan saat tiba musim kemarau.
Koordinator Program Sumur Wakaf Kharis di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan ACT akan terus membangun sumur wakaf walaupun sudah masuk musim hujan karena di Gunung Kidul selalu terjadi kekeringan ketika musim kemarau.
“Dengan adanya keberadaan sumur wakaf ini, masyarakat yang biasanya mengalami kesusahan mendapat air bersih, tahun ini sudah lebih lega karena di dusun mereka sudah ada sumber air bersih, yang semoga akan terus mengalir meski memasuki musim kemarau,” kata dia.
Menurut dia, kendala mengebor di area Gunung Kidul adalah jenis tanahnya yang didominasi bebatuan sehingga cukup sulit untuk ditembus mata bor dan tekstur tanahnya yang berongga, sehingga kadang menghabiskan puluhan air truk tangki untuk satu kali pengeboran.
Hingga saat ini sudah ada 18 titik sumur wakaf di area DIY untuk membantu mengatasi masalah kekeringan air bersih.
Sumur bor yang dibangun di Dusun Plembutan Barat, Desa Plembutan, Kecamatan Playen ini, kata dia, dibangun di atas tanah wakaf Masjid Baiturrahman dan diharapkan dapat membantu keperluan dan aktivitas masjid serta warga setempat.
“Ketika musim kemarau kesusahan memperoleh air bersih, sumur-sumur gali sudah mengering dan PDAM hanya mengalir sekali dalam sepekan, bahkan ketika musim kemarau tahun kemarin cukup lama tidak mengalir,” kata ketua RW setempat, Sunardi.
Menurut dia, sumur bor yang dibangun oleh Global Wakaf-ACT DIY ini adalah sumur bor pertama yang dibangun di Dusun Plembutan.
“Ke depannya pemanfaatan sumur ini tidak hanya untuk kebutuhan dan aktivitas masjid, tapi juga untuk kebutuhan dan aktivitas sehari-hari warga, seperti air minum, minum ternak, dan juga untuk mengaliri perkebunan masyarakat,” kata Sunardi.[ant]