JAKARTA,bipol.co – Nilai tukar (kurs) mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan menguat ditopang surplus neraca dagang pada Februari 2019.
Kurs rupiah Jumat sore menguat 18 poin menjadi Rp14.260 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.278 per dolar AS.
“Neraca perdagangan kita ternyata surplus ya. Ini yang membuat rupiah balik menguat setelah sempat melemah sampai ke 14.310,” kata Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yashi di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Selain itu, lanjutnya, hari ini kekuatan dolar juga memang cenderung turun karena pasar mulai kembali mengkhawatirkan tentang hubungan dagang Amerika-China karena Trump dan Xi Jinping tidak akan bertemu pada Maret ini.
“Dampaknya permintaan dolar mulai turun dan mulai beralih ke emas, soalnya hari ini harga emas dunianya cenderung naik,” ujar Dini.
Sentimen eksternal lainnya adalah pasar global yang memang cenderung “wait and see” hari ini disamping belum ada rilis data penting, juga masalah Brexit masih ditunggu kejelasannya. Terakhir, parlemen Inggris lebih milih untuk menunda Brexit sehingga Brexit tidak akan terjadi 29 Maret 2019 mendatang.
Dini menuturkan, pada dua hari yang lalu pasar sudah “gila-gilaan” dengan pergerakan poundsterling sehingga menjelang tutup perdagangan minggu ini cenderung lebih tenang pergerakan pasar dan dimanfaatkan untuk mengubah kondisi nilai rupiah.
“Jadi bisa dibilang selain karena ditopang sama neraca perdagangan kita yang surplus, pasar juga tampak memanfaatkan kondisi pasar global yang cenderung dalam volatilitas rendah hari ini,” kata Dini.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka melemah Rp14.290 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.258 per dolar AS hingga Rp14.315 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.310 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.253 per dolar AS.
Antara
Editor : Herry Febriyanto