BANDUNG,bipol.co – Pemkot Bandung terus mengembangkan layanan E-purchasing sebagai tata cara pembelian barang atau jasa melalui sistem katalog elektronik.
E-purchasing sendiri, diklaim mampu mempermudah proses pemilihan barang atau jasa melalui sistem katalog elektronik secara langsung.
Kasubag Pengembangan dan Pengadaan Bagian Layanan Pengadaan (Balap) Barang dan Jasa Kota Bandung, M Rosyid mengatakan, pihaknya telah melakukan serah terima hasil pekerjaan dan fungsi bagi pelaku pengadaan dan tim purchasing. Selain itu, implementasi standar dokumen telah diaplikasikan untuk penggunaan aplikasi tersebut.
“Yang sudah masuk dikerjakan informasi terkait pengadaan barang dan jasa, aplikasi LPSE, informasi lelang sudah tayang lima dan selesai satu dari total enam,” kata Rosyid dalam kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (26/03/2019).
Dalam layanan E-purchasing tersebut, terdapat beberapa paket yang telah disematkan, di antaranya pekerjaan aluminium aeropress sistem Rp 1,7 Miliar, pengadaan kendaraan Pemadam Kebakaran (Damkar) kapasitas 3.000 Liter seharga Rp 4,3 Miliar dan pemasangan Vinilum bagi Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak (RSKIS) sebesar Rp 7 Miliar.
Selain itu, lanjutnya, untuk penyusunan kawasan kumuh membutuhkan biaya sebesar Rp 452 juta dan pekerjaan rolling kaca Rp 952 juta. Untuk pengadaan rolling kaca tersebut, saat ini masih didominasi instansi-instansi seperti Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Damkar dan RSKIA.
“Baju lapangan Kesbangpol untuk program bela negara itu PDL. Pengadaan sebesar 624 juta diperuntukkan bagi pelaksanaan bela negara,” kata dia.
Berdasarkan Perwal 15/57 Tahun 2017-2018 tentang pengadaan barang dan jasa, Pemkot telah mengembangkan katalog elektronik dengan proses penanganan untuk pengganti barang dan jasa yang sifatnya berulang. Selain itu, Pemkot juga mengembangkan katalog daerah untuk jasa cleaning service, supir, aspal drum dan keamanan.
“Pengadaan yang lain seperti aspal gelar masuk ke dalam sasaran strategis untuk dikembangkan katalog daerah. Kalau ada peningkatan jalan sudah gak ada lelang, lebih efektif ke depannya. Sekarang baru enam paket masih sangat minim sekali,” paparnya.
Pada awal tahun 2019, pihaknya juga telah menyampaikan surat edaran dalam melakukan proses pengadaan barang dan jasa yang sifatnya strategis. Untuk tahun ini, penekanan diberikan kepada Petugas Pemeriksa Kualitas (PPK) pembinaan informasi terkait pengadaan barang dan jasa.
“Informasi tahun ini, kira-kira lelang ga akan bergeser 300-350 juta. Kita bisa lihat prinsip pengadaan lewat aplikasi. Pengadaan aplikasi di atas 200 juta, aplikasi pengadaan di bawah 200 juta,” ujarnya.
Dirinya menilai, warga Kota Bandung tergolong transparan dalam proses pengadaan barang dan jasa dan itu dapat dilihat dari jumlah paket kerja yang terdapat dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (Sirup). Saat ini, jumlah total paket yang ada sebanyak 10.000, baik lelang maupun non lelang atau non tender.
“Terkait paket pekerjaan sampai saat ini belum dilelangkan di Rencana Usaha Penyediaan (RUP). Berapa lama kontrak tata cara pengadaan metoda kelihatan itu direncana umum pengadaan,” pungkasnya.**
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto